Sabtu, 20/04/2024 - 23:12 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Muhammadiyah Minta Investigasi Kanjuruhan Jangan Ada yang Ditutupi 

ADVERTISEMENTS

Muhammadiyah menyerukan transparansi dalam investigasi Kanjuruhan

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

YOGYAKARTA – Tragedi Kanjuruhan masih menyisakan haru. Sampai saat ini, total korban jiwa yang diakibatkan peristiwa kelam itu sebanyak 131 orang terdiri dari 44 korban yang tercatat di RS pemerintah, 75 di RS swasta dan 12 di luar faskes. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, mengatakan Muhammadiyah sejak awal meminta investigasi dilakukan. Secara obyektif, terbuka, transparan terhadap hasil dan jangan sampai ada usaha untuk menutupi apapun. 

ADVERTISEMENTS


Sebab, dia mengingatkan, publik baik di Indonesia maupun dunia, memerlukan itu. Haedar berpendapat, lebih baik kita salah dan mengakui ada kesalahan-kesalahan daripada tragedi besar yang menyebabkan banyak nyawa melayang ini kita tutupi. 

Berita Lainnya:
Officer Passed Away Extinguishing a Fire in LBH Building


“Karena, dengan kita belajar jujur, terbuka, obyektif, transparan, itu kita belajar untuk tidak mengulangi ke depannya,” kata Haedar, Kamis (6/10/2022). 


Setelah ini, dia mengingatkan, dunia sepakbola di Indonesia perlu diregulasi dengan baik, tidak sekadar menjadi sebuah industri. Apalagi, Haedar meyakini, negara-negara maju sekalipun, walau jadi industri hebat regulasi begitu rupa. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Bahkan, Haedar menerangkan, sampai seorang penonton baru boleh membawa masuk minuman ke stadion saat sudah dilepas tutup tempat minum yang dibawa tersebut. 


Artinya, regulasi yang mereka terapkan sudah diatur sampai sebegitu detailnya. “Masih ada rasisme, tapi hukuman terhadap rasisme tinggi,” ujar Haedar. 


Kedua, sistem kehidupan kita secara keseluruhan perlu diperbaiki. Apalagi, ia melihat, Indonesia untuk pengamanan memang masih sangat kurang. Misal, tempat bermain anak masih banyak yang besinya berkarat, patah, tajam dan lain-lain. 

Berita Lainnya:
Menteri AHY: Silaturahim Jadi Kekuatan Bangsa Usai Pemilu


Selain itu, masyarakat ataupun pemangku-pemangku kepentingan terkait yang melihat itu masih abai, walaupun menyadari itu akan digunakan anak-anak. Jadi, kita harus mulai perbaiki infrastruktur yang menyangkut ke keselamatan warga negara. 


Terkait tragedi ini, publik banyak memperbincangkan posisi Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Mochamad Iriawan, yang tidak sedikit pula diminta untuk mundur. Menurut Haedar, terkait itu cuma ditentukan hati nurani. 


“Itu nurani yang paling menentukan, tapi poin pentingnya adalah tanggung jawab,” kata Haedar. (Wahyu Suryana)  

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi