Rabu, 24/04/2024 - 18:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Menjelang Subuh Jadi Waktu Terbaik Menyusui dan Memompa ASI

ADVERTISEMENTS

Dokter sebut produksi ASI paling tinggi adalah saat jam mendekati subuh.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Banyak ahli telah sepakat, Air Susu Ibu (ASI) merupakan asupan lebih baik untuk bayi. ASI mengandung banyak nutrisi penting yang dibutuhkan bayi dalam tumbuh kembangnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Dokter Sarah Aulia, IBCLC mengatakan menstimulasi pasokan dan permintaan ASI, diperlukan pelekatan yang tepat saat menyusui secara langsung atau direct breastfeeding (DBF). Akan tetapi, memerah atau memompa ASI juga sering kali diperlukan untuk menjaga pasokan dan permintaan tetap lancar.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Selain DBF dengan pelekatan yang baik, biasanya jam-jam pompa yang paling bagus saat hormon memproduksi paling tinggi keluarnya, seperti dini hari. Tepatnya sekitar jam 3-4 dini hari.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Cara Tasya Kamila Atasi Batuk Pilek pada Anak


“Misalnya mau sholat subuh baiknya setelah DBF dilanjutkan pompa itu paling oke,” kata dr Sarah dalam peluncuran pompa ASI M3 Wireless Electric Breast Pump Mooimom di Jakarta, Jumat (7/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Dokter Sarah melanjutkan bahwa power pumping memiliki teknik tersendiri. Jika mendadak memerah ASI setiap hari, bisa saja menciptakan sinyal eror ke otak ibu.


Ketika produksi ASI menurun, sebaiknya ibu perlu melakukan konsultasi terlebih dulu kepada konselor laktasi. Lakukan pompa di jam-jam santai bagi ibu.


Apabila memerah atau memompa ASI di jam kerja malah membuat pusing, sebaiknya hindari waktu tersebut. Kurangi pula sering-sering melihat hasil perah karena itu bisa menciptakan tekanan tersendiri bagi ibu.

Berita Lainnya:
Dokter: Puasa tak Berarti Otomatis Menurunkan Gula Darah Dalam Tubuh


“Hindari nengok-nengok hasil karena jadi tekanan tersendiri malah akhirnya tertekan itu ada penjelasan ilmiahnya,” lanjut dr Sarah.


Hormon stres dapat menekan pengeluaran ASI. Hormon oksitosin adalah yang merangsang ASI keluar. 


“Jadi dicoba saat rileks sambil nonton drakor, bebas, dini atau malam hari serileksnya para ibu, atau sambil ngobrol dengan pasangan tahu-tahu ASI sudah penuh,” tambah dia.


Seperti diketahui, ASI penting sebagai makanan bayi setelah lahir karena kaya zat gizi untuk perkembangan otak. ASI juga disertai hormon pertumbuhan, enzim antivirus dan antibakteri, sel darah putih peningkat kekebalan tubuh, serta bakteri baik bagi pertumbuhan dan pembentukan antibodi.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi