Jumat, 19/04/2024 - 10:51 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

PERKI: 80 Persen Penyakit Jantung Bisa Dicegah

ADVERTISEMENTS

Di Indonesia, penyakit jantung peringkat kedua penyebab kematian terbanyak.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Jantung Indonesia (PERKI) dr Radityo Prakoso, SpJP(K) mengatakan meski masih menjadi penyebab kematian utama di dunia, 80 persen penyakit jantung sebenarnya dapat dicegah. Penyakit jantung harus menjadi perhatian karena angka penderitanya meningkat terus.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Penyakit jantung menjadi salah satu isu kesehatan utama di Indonesia. Namun, 80 persen dari penyakit jantung bisa dicegah,” kata Radityo, baru-baru ini.

ADVERTISEMENTS

Lebih lanjut, Radityo menambahkan, kematian akibat penyakit jantung secara global mencapai 18,6 juta setiap tahunnya. Angka kematian ini diperkirakan meningkat menjadi 20,5 juta pada 2020 dan 24,2 juta pada 2030.

Adapun penyakit jantung bermacam-macam, ada berupa gangguan terhadap pembuluh darah jantung, gangguan ritme jantung, penyakit jantung bawaan, penyakit katup jantung, kelainan otot jantung, perikarditis, hingga tumor jantung. Radityo memaparkan, di antara penyakit jantung, penyakit jantung koroner berkontribusi terhadap persentasi kematian tertinggi di dunia. Kontribusinya sebanyak 8,9 juta terhadap kematian pada 2019.

Berita Lainnya:
Empat Kebiasaan Makan yang Berdampak Buruk Bagi Usus

Di Indonesia, penyakit jantung menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian terbanyak. Pada 2021, penyakit jantung juga menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang membebani anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) paling tinggi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Maka dari itu, langkah pencegahan menjadi penting,” kata dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut.

Ia melanjutkan, terdapat tiga level seseorang bisa melakukan pencegahan penyakit jantung lebih dini.

Pertama adalah pencegahan primer, di mana pencegahan dilakukan ketika seseorang masih sehat. Lalu, pencegahan sekunder, yaitu pencegahan dilakukan ketika seseorang baru saja sakit, serta pencegahan tersier yaitu pencegahan yang dilakukan ketika seseorang sudah mengalami disabilitas.

Berita Lainnya:
Wanita dengan Komplikasi Kehamilan Berisiko Kena Penyakit Jantung

“Pencegahan juga membutuhkan peran semua pihak. Edukasi memerlukan media massa untuk disebarkan ke masyarakat. Misalnya bagaimana hipertensi merupakan silent killer, karena tidak ada gejala, ini edukasinya penting,” kata Radityo.

Lebih lanjut, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI juga telah menetapkan ada enam jenis transformasi yang akan dilakukan, yakni transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan.

“Kemenkes juga bekerja sama dengan semua pihak dan perhimpunan dokter untuk memenuhi pelayanan jantung di Indonesia. Harapannya adalah untuk menurunkan angka kematian (akibat penyakit jantung). Saat ini, fokusnya masih di jantung koroner, walaupun masalah jantung yang lain juga tidak kalah penting,” ujar dia.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi