Sabtu, 20/04/2024 - 23:18 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Kemenperin Dukung Penguatan Kerja Sama Industri Farmalkes RI-Jepang

ADVERTISEMENTS

Industri farmalkes masuk ke dalam tujuh sektor prioritas Making Indonesia 4.0.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung penguatan kerja sama industri farmasi dan alat kesehatan (farmalkes) antara Indonesia-Jepang. Ini mengingat kedua industri ini ada dalam tujuh sektor yang mendapat prioritas pengembangan dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Ketujuh sektor tersebut adalah industri makanan dan minuman, otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil, elektronika, farmasi, serta alat kesehatan. “Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri,” kata Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito ketika mewakili Menteri Perindustrian pada forum bisnis di Osaka, Jepang, 8 Oktober 2022 sebagaimana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (9/10/2022).

ADVERTISEMENTS


Kemenperin, lanjutnya, melakukan pendalaman struktur industri, peningkatan investasi, dan menjalankan inisiatif peta jalan Making Indonesia 4.0. Untuk itu pihaknya akan selalu mendukung kegiatan yang bertujuan menjalin kerja sama komprehensif, termasuk pelaksanaan Indonesia-Japan Pharmaceutical and Medical Device Business Forum yang telah berlangsung pada 5-7 Oktober 2022 di Osaka, Jepang.

Berita Lainnya:
BRI Insurance Seimbangkan Kultur Sosial dan Perusahaan untuk Cetak SDM Berkualitas 


Kegiatan forum bisnis itu merupakan inisiatif dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, yang berkolaborasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Osaka, dan didukung Kemenperin, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, IIPC Tokyo dan ITPC Osaka, serta beberapa mitra Jepang seperti METI Kansai, Federation of Pharmaceutical Manufacturers Association of Japan (FPMAJ), dan JETRO.


“Kegiatan forum bisnis yang dibuka oleh Duta Besar RI Tokyo ini berfokus untuk mempertemukan pelaku bisnis industri farmasi dan alat kesehatan asal Indonesia dengan pelaku bisnis/investor dari Jepang,” kata Ketua KADIN Komite Bilateral Indonesia-Jepang Emmanuel L Wanandi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Realisasi Pasokan Gas ke Industri Pupuk tak Capai Target, Ini Penyebabnya


Emmanuel Wanandi memimpin kehadiran 15 delegasi bisnis Indonesia yang meliputi sembilan perusahaan farmalkes, termasuk perwakilan dari Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI), dan Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI).


Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito dalam sambutan secara daring mengajak pelaku industri farmasi Jepang menjalin kolaborasi lebih luas dengan Indonesia melalui penelitian dan pengembangan obat-obatan berbasis teknologi.


Sementara itu Sekretaris Jenderal Kemenkes Kunta Wibawa di Osaka menekankan mengenai pentingnya transformasi sektor kesehatan yang antara lain meliputi transformasi layanan dasar dan rumah sakit, serta sistem kesehatan yang resilience. “Kami mengundang mitra dari Jepang untuk turut berkontribusi dalam pengembangan teknologi farmalkes di Indonesia,” ujarnya.


Forum bisnis itu menghasilkan komitmen kerja sama yang ditandatangani GPFI dengan mitra Jepang yaitu FPMAJ, khususnya untuk membuka peluang kerja sama dalam bidang penelitian dan pengembangan serta co-production.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi