Kamis, 25/04/2024 - 16:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Presiden Sri Lanka Bersikeras Masih Jadi Negara Pendapatan Menengah

ADVERTISEMENTS

Sri Lanka minta bank dunia berikan pinjaman yang biasanya ditawarkan ke negara miskin

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

COLOMBO — Kantor presiden Sri Lanka mengatakan negara itu masih menjadi negara pendapatan menengah. Tapi meminta Bank Dunia untuk memberikan pinjaman yang biasanya ditawarkan ke negara miskin. Pernyataan ini sebagai klarifikasi atas komentar juru bicara kabinet.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Sebelumnya juru bicara itu mengatakan Sri Lanka yang mengalami krisis ekonomi terburuk dalam tujuh dekade akan mengubah status ekonominya menjadi “negara pendapat rendah” untuk mempermudah mendapatkan pendanaan. Tapi kantor Presiden Ranil Wickremesinghe mengatakan perubahan itu tidak dilakukan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Sri Lanka masih negara pendapatan menengah,” kata kantor presiden dalam pernyataannya, Selasa (11/10).

ADVERTISEMENTS

“Kami akan meminta Bank Dunia untuk memberikan kelayakan pada negara ini menerima pinjaman yang ditawarkan Asosasi Pembangunan Internasional (IDA),” tambah kantor itu. IDA adalah lembaga sayap Bank Dunia yang membantu negara-negara termiskin duni untuk mereduksi kemiskinan dengan memberikan hibah dan pinjaman tanpa bunga.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Jerman Berencana Kembali Menyalurkan Dana ke UNRWA

Kantor Bank Dunia di Colombo belum memberikan komentar tentang permintaan Sri Lanka. Mereka mengatakan akan melanjutkan diskusi dengan negara berpopulasi 22 juta orang itu. Bank Dunia mengatakan \”prioritas utamanya\” bergerak maju dalam restrukturisasi utang dan reformasi ekonomi yang membawa Sri Lanka kembali ke jalur yang benar.

Tahun lalu pemerintah menilai ekonomi Sri Lanka sebesar 89 miliar dolar. Bahkan dengan prediksi kontraksi produk domestik bruto sebesar 8,7 persen tahun ini dan depresiasi mata uang, perekonomian negara itu akan sekitar 75 miliar dolar dengan pendapatan per kapita sebesar 3.400 dolar.

Berita Lainnya:
Merunut Sanksi-Sanksi AS untuk Iran Sejauh Ini 

Pada tahun 2021 Bank Dunia mendefinisikan negara pendapat rendah adalah negara yang pendapatan perkapitanya kurang dari 1.085 dolar.

Sri Lanka sudah mendapatkan kesepakatan awal dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk bailout sebesar 2,9 miliar dolar pada bulan September lalu. Tapi Sri Lanka harus menempatkan jalur utangnya berkelanjutan sebelum dananya bisa cair.  

Pandemi Covid-19 memukul keras perekonomian yang mengandalkan pariwisata dan memotong pemasukan dari warga yang bekerja di luar negeri. Sementara kenaikan harga minyak, pemotongan pajak dan larangan impor pupuk kimia selama tujuh bulan tahun lalu turut menjadi faktor krisis ekonomi Sri Lanka.

Sri Lanka juga kekurangan mata uang dolar untuk membayar makanan, bahan bakar dan obat-obatan impor. Nilai rupee mereka juga jatuh dan inflasi tak terkendali.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi