Sabtu, 20/04/2024 - 10:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Gangguan Ginjal Akut Serang Anak, Waspasa Apabila Volume Urine Berkurang

ADVERTISEMENTS

Gangguan ginjal akut pada anak ditandai volume urine berkurang.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati mengungkapkan gejala umum yang dialami anak saat terkena gangguan ginjal akut misterius. Menurutnya, sebagian besar anak menunjukan gejala yang cenderung seragam.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Awalnya, adalah diawali adanya infeksi, setelah itu anak akan mengalami penurunan volume dan frekuensi buang air kecil. Puncaknya, adalah anak tidak bisa melakukan buang air kecil.

ADVERTISEMENTS


Beberapa anak ada juga yang mengalami batuk, pilek, muntah dalam beberapa hari. Kemudian dalam tiga sampai lima hari mendadak tidak ada urine.


“Tidak bisa buang air kecil, betul-betul hilang sama sekali urinenya. Anak-anak ini hampir semuanya datang dengan keluhan tidak bisa buang air kecil atau buang air kecilnya sangat sedikit,” ungkapnya dalam konferensi pers secara daring, Selasa (11/10/2022).


“Jadi perlu waspada jika ada penurunan volume buang air kecil pada anak maka harus segera dibawa ke rumah sakit,” tegasnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Sejak Agustus 2022, pihaknya melihat ada lonjakan kasus anak-anak yang dibawa ke rumah sakit dengan keluhan gangguan ginjal akut misterius. Menurutnya penyakit gangguan ginjal akut misterius ini sama seperti hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya.

Berita Lainnya:
Video Anak Kena Virus Angin di Jayapura Ternyata Hoaks, Seperti Apa Faktanya?


“Kami awalnya merasa heran kok ini aneh ya, anak-anak mengalami kondisi serupa. Kami melihat lonjakan paling banyak terjadi pada September. Oktober ada 9 kasus hingga saat ini,” ungkapnya


Sebagian, anak yang terkena adalah kelompok usia bawah lima tahun (balita). Namun, ada pula yang berusia 8 tahun khususnya bagi kasus di Jakarta.


“Kalau data Indonesia, kurang lebih sama yaitu balita, tapi di luar Jakarta ada yang belasan tahun. Di Jakarta kami belum menemukan kasus yang di atas 8 tahun,” terangnya.


Eka menambahkan, gejala gangguan ginjal akut misterius juga seringkali muncul dibarengi dengan beberapa penyakit lain. Seperti saat diare, anak akan kehilangan cairan sehingga mengalami dehidrasi hebat. Gangguan ginjal akut misterius ini dapat pula terjadi pada anak yang mengalami pendarahan hebat atau dengue hebat.


“Nah kondisi-kondisi seperti itu, di mana terjadi kekurangan cairan yang masuk ke ginjal maka itu akan menyebabkan gangguan ginjal akut misterius. Ada juga yang sering menjadi penyebab adalah infeksi yang berat,” katanya.

Berita Lainnya:
Telapak Kaki Ceper Termasuk Kondisi Normal, Periksakan ke Dokter Jika Ada Keluhan Ini


Namun, pada anak-anak yang menjadi pasien gangguan ginjal akut misterius sekarang ini, tidak ada alasan atau penyebab yang jelas yang dikeluhkan sebelum terjadi gangguan ginjal akut. Bahkan, dalam wawancara dengan beberapa orang tua, mengeluhkan adanya penurunan jumlah urine pada anak.


“Dalam wawancara dengan orangtuanya ini tidak jelas dan cenderung tiba-tiba mengalami penurunan jumlah urine. Jadi kami belum mendapatkan penyebabnya,” terangnya.


IDAI telah melakukan investigasi data secara lengkap penyebab gangguan ginjal akut misterius. Namun, menurut Eka, berdasarkan data yang didapat belum mengarah ke satu titik. Padahal, investigasi dilakukan secara lengkap.


“Sejauh ini kami tidak mendapatkan data yang konsisten yang mengarah pada penyebab anak-anak ini mengalami gejala gangguan ginjal akut misterius ini,” kata dia.


Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan bahwa tim kedokteran RSCM sudah turun untuk menganalisa penyakit mendadak tersebut. “Sedang diteliti dokter-dokter RSCM,” kata Budi di Istana Presiden Jakarta, Selasa (11/10/2022).


Budi mengaku, dirinya sudah mendengar bahwa ada kesimpulan penelitian soal kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak. Pemerintah akan mengumumkan pada pekan ini.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi