Kamis, 25/04/2024 - 13:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Sri Mulyani: 2023 Dunia Dihadapkan Ancaman Krisis Pangan

ADVERTISEMENTS

Menkeu ungkap pembahasan kekhawatiran krisis pangan terkait nutrisi dan pupuk

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Pemerintah mengungkapkan kebutuhan bahan pangan khusus bantuan kemanusiaan meningkat hingga dua kali lipat, sehingga menjadi salah satu perhatian besar di tengah ancaman krisis pangan pada 2023.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ancaman krisis pangan global menjadi isu utama yang dibahas oleh forum G20. Menurutnya, fokus pembahasan isu pangan berkaitan dengan nutrisi dan pupuk.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Dalam jangka pendek, perlu mengidentifikasi program pangan apa yang bisa mengatasi fakta bahwa permintaan dukungan kemanusiaan itu meningkat dua kali lipat doubling. Bagaimana menyelesaikan ini,” ujarnya saat konferensi pers, Rabu (12/10/2022).

ADVERTISEMENTS


Menurutnya forum itu meminta The Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) dan World Bank untuk memetakan seluruh respons kebijakan secara global atas berbagai permasalahan pangan. Pemetaan penting agar pemilihan kebijakan bisa lebih optimal.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Eskalasi Konflik di Timur Tengah Akan Berdampak ke Komoditas Pangan


Dari pertemuan itu, negara-negara G20 mulai mengidentifikasi berbagai isu pangan, yang bermuara pada kesimpulan adanya risiko krisis pangan jika tidak terdapat antisipasi. 


“Kita akan menghadapi 2023, yang mana akan jauh lebih berisiko dalam hal pangan. Inisiatif, kolaborasi, setelah kami mengidentifikasi dan menguji solusinya, maka kami akan bisa melihat isu apa yang membutuhkan penanganan segera,” ucapnya.


Karena ketika semua orang melakukan tanpa kolaborasi serta kesamaan data dan dashboard, katanya, hal itu dapat menyebabkan tumpang tindih serta bisa menyebabkan adanya titik krusial yang tidak tertangani. 

Berita Lainnya:
Kilang Balikpapan Segera Rampung dengan Target TKDN 35 Persen


Terkait target jangka menengah, Sri Mulyani menyebut forum Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20 mencari solusi dengan memanfaatkan teknologi untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya terhadap pangan serta mengembangkan bibit yang lebih tahan terhadap perubahan iklim.


Sri Mulyani menilai terdapat pula perkembangan perhatian yang saling berkaitan terhadap pupuk. Hal ini terutama dari World Bank (Bank Dunia), ADB (Asian Development Bank), FAO (Food and Agriculture Organization), dan dari berbagai negara.


“Masalah pupuk hari ini akan berdampak terhadap ketersediaan pangan atau bahkan krisis pangan dalam delapan sampai 12 bulan ke depan,” ucapnya.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi