Kamis, 25/04/2024 - 14:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Dugaan Adanya Korelasi Antara Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak dan Covid-19

ADVERTISEMENTS

Di Indonesia, IDAI melaporkan 131 kasus gagal ginjal akut pada anak dari 14 provinsi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

oleh Antara, Dian Fath Risalah

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis ada 131 kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia dari 14 provinsi pada 2022. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali I Gusti Ngurah Sanjaya Putra menyebut terdapat satu kesamaan dari sebagian besar kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak, khususnya yang dirawat di RSUP Prof Ngoerah.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Dari 17 orang yang ditangani, ini sementara dari banyak kasus memiliki keterkaitan satu sama lain, tapi belum dianggap sebagai penyebab. Karena ada MISC (Multisystem Inflammatory Syndrome in Children), banyak juga kasus yang sama di luar,” kata Sanjaya di Denpasar, Jumat (14/10/2022).

ADVERTISEMENTS


Dari hasil pemeriksaannya, sebagian besar anak penderita Acute Kidney Injury (AKI) misterius itu memiliki hasil tes antibodi positif. Sehingga, ada kemungkinan sebelumnya pasien pernah tertular Covid-19.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Tes antibodinya positif, itu menandakan terbentuk antibodi alamiah, menandakan pernah menderita Covid-19 yang tidak diketahui orang tuanya, dan ini yang banyak kasusnya,” ujar dokter RSUP Prof Ngoerah itu.

Berita Lainnya:
Lulus Cumlaude, Kombes Pol Yade Setiawan Ujung Raih Gelar Doktor di Univ Padjadjaran


Dari 17 pasien yang dirawat di RSUP Prof Ngoerah sejak Agustus 2022, enam di antaranya mengalami perburukan yang cepat, sehingga tak menjalani tes. Sementara sisanya memiliki antibodi positif.


“Tapi, ada pasien yang negatif, kita ulang pemeriksaannya, karena gejalanya sama dan hasilnya tetap negatif. Sampai saat ini kita tidak bisa pastikan ini karena MISC, makanya disebut AKI misterius, karena dari yang baik-baik saja malah fungsi ginjalnya turun drastis,” kata Sanjaya.


Dari seluruh pasien, dokter menyebut hanya empat anak yang telah mendapat suntikan vaksinasi Covid-19, lantaran anak lainnya usianya belum mencukupi untuk mendapat dosis vaksin. Di luar kesamaan tersebut, Sanjaya menyebut belum ada temuan lain, saat dilakukan skrining, pihaknya tak menemukan gejala kelainan bawaan, termasuk mengarah kepada penggunaan obat-obat tertentu.


“Rata-rata mereka sehat yang cuma batuk, pilek, muntah, diare, tapi tanda dehidrasinya tidak sesuai dan ada gangguan kencing, bahkan tidak kencing sampai 24 jam, kadang orang tua merasa anaknya baik-baik saja,” katanya.

Berita Lainnya:
Menparekraf Akui Masih Berjuang Atasi Tiket Transportasi yang Mahal


Dari 17 pasien di RSUP Prof Ngoerah didominasi oleh balita dan empat pasien dengan usia di atas enam tahun, 11 diantaranya meninggal dunia. Satu anak melakukan perawatan dan lima lainnya sudah dapat beraktivitas dan menjalani pemeriksaan rutin.


“Rata-rata meninggal dalam keadaan fungsi ginjal sangat terminal, yang kita sebut gagal ginjal akut, susah kalau sudah keadaan itu. Laju filtrasi glomerulus normalnya di atas 90 ml/menit/1,73 meter kuadrat sedangkan mereka datang di bawah 15 ml/menit/1,73 meter kuadrat,” paparnya.


Di tengah maraknya kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang ratusan anak di Indonesia secara mendadak ini, Sanjaya menekankan bahwa penyakit ini berbahaya.


“AKI angka kematiannya cukup tinggi, makanya perlu waspada mendeteksi sedini mungkin. Kalau ada gejala infeksi saluran cerna dan tidak kencing harus segera diperiksa, karena akan berdampak berat kalau harus cuci darah sampai terminal berat bisa meninggal,” ujarnya.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi