Jumat, 19/04/2024 - 04:39 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Pakar: Posyandu Terintegrasi Percepat Pengendalian Stunting

ADVERTISEMENTS

Mengaktifkan dan mengoptimalkan kegiatan posyandu dapat mencegah stunting

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 BANJARMASIN – Pakar Kesehatan Masyarakat dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Syamsul Arifin mengatakan optimalisasi pos pelayanan terpadu (posyandu) yang terintegrasi dapat mempercepat pengendalian stunting yang saat ini secara nasional angkanya 24,4 persen.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Dalam upaya peningkatan kesehatan dan tumbuh kembang bayi, balita, dan ibu hamil yang merupakan kelompok rentan, maka perlu mengaktifkan dan mengoptimalkan kegiatan posyandu,” kata dia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (17/10/2022).

ADVERTISEMENTS


Menurut dia, pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak pada posyandu merupakan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. “Apalagi sekarang posyandu terintegrasi dengan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan juga program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dibuat oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),” katanya.

Berita Lainnya:
Dokter: Pengobatan Tuberkulosis pada Anak Harus Dijalani Sampai Tuntas


Syamsuljuga mendorong penerapan pengembangan masyarakat berbasis keluarga yang mempunyai nilai strategis dalam upaya pembangunan masyarakat pada umumnya dan juga dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak pada 1.000 hari pertama kehidupan. Adapun tujuh potensi pengembangan masyarakat yang bisa dioptimalkan yaitu kepemimpinan, pengorganisasian, pendanaan, sarana, pengetahuan, teknologi tepat guna, dan perbaikan pola komunikasi keluarga dalam pengambilan keputusan.


“Program specific community development berbasis keluarga yang dimasifkan melalui posyandu diharapkan dapat membantu menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024,” kata Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Ayah Bunda, Ini Bahayanya Jika Anak Mengalami Stunting


Stunting adalah suatu kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) atau biasa disebut pendek. Syamsul menyebut stunting juga berdampak pada potensi kematian. Dia merujuk sebuah studi kohort yang dilakukan di Inggris, ditemukan bahwa dari 3.877 anak, sebanyak 391 orang meninggal pada usia 36 hingga 64 tahun.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi