Jumat, 26/04/2024 - 06:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

AS Catat Rekor Arus Masuk Dana Asing Terbesar ke Obligasi Pemerintah

ADVERTISEMENTS

Investor asing menggelontorkan 174,2 miliar dolar AS ke obligasi pemerintah AS.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 NEW YORK — Jumlah arus masuk dana asing ke surat utang (obligasi) pemerintah AS mencatatkan rekor pada Agustus 2022. Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) AS menunjukkan investor berspekulasi tentang langkah Federal Reserve yang akan menjauh dari pengetatan agresif. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Seperti dilansir dari laman Reuters, Rabu (19/10/2022) data menunjukkan investor asing menggelontorkan dananya sebesar 174,2 miliar dolar AS ke obligasi pemerintah AS sepanjang Agustus 2022 lalu. Jumlah tersebut naik dari 23 miliar dolar AS pada Juli 2022. Analis melihat laporan ini untuk melihat tren pembelian aset AS oleh asing.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Pada Agustus angka inflasi Juli dirilis menunjukkan tekanan harga di sisi konsumen dan produsen lebih moderat dari yang diharapkan bulan tersebut. Harga konsumen AS tidak naik pada Juli karena penurunan tajam dalam biaya bensin, memberikan tanda kelegaan pertama bagi orang Amerika yang telah menyaksikan kenaikan inflasi selama dua tahun terakhir.

ADVERTISEMENTS


Investor pada saat itu berspekulasi The Fed akan memoderasi laju kenaikan suku bunga, sebuah gagasan yang pupus pada pertemuan bank sentral di Jackson Hole pada akhir Agustus. Ketua Fed Jerome Powell, pada pertemuan itu, memperkuat komitmen The Fed untuk menekan inflasi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Dirjen IRENA: EBT Bawa Ketahanan Lebih Besar untuk Energi Global


Arus masuk asing tidak sesuai dengan aksi harga obligasi. Benchmark bagi hasil obligasi 10-tahun dimulai Agustus sebesar 2,605 persen dan mengakhiri bulan sebesar 3,110 persen atau meningkat 50 basis poin, menunjukkan investor menjual obligasi, bukan membeli.


Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa kepemilikan obligasi oleh Jepang turun menjadi 1,199 triliun dolar AS pada Agustus, dari 1,234 triliun dolar AS pada bulan sebelumnya. Jepang, yang mengurangi simpanan utang pemerintah AS selama dua bulan berturut-turut, tetap menjadi pemegang obligasi non-AS terbesar.


Bank-bank sentral telah diketahui menjual kepemilikan obligasi mereka untuk mempertahankan mata uang mereka yang sedang berjuang.


Dan yen telah berjuang keras melawan dolar AS yang kuat yang telah melonjak karena kenaikan suku bunga Fed yang besar. Sejauh tahun ini, yen telah jatuh hampir 23 persen terhadap greenback. Pada Agustus, yen turun empat persen terhadap dolar AS.

Berita Lainnya:
Geopolitik Memanas, Kemendag Ungkap Arus Barang Impor Masih Lancar


China, dari sisi lain, mendorong kepemilikan obligasi sedikit menjadi 971,8 miliar dolar AS, dari 970 miliar dolar AS pada Juli, naik bulan kedua berturut-turut. Secara keseluruhan, kepemilikan asing atas obligasi AS naik menjadi 7,509 triliun dolar AS pada Agustus, dari 7,501 triliun dolar AS pada Juli.


Di kelas aset lainnya, orang asing menjual ekuitas AS pada Agustus selama delapan bulan berturut-turut hingga 26,85 miliar dolar AS, dari arus keluar 60,32 miliar dolar AS pada Juli. Arus keluar pada Juli merupakan yang terbesar sejak Maret.


Obligasi korporasi AS membukukan arus masuk pada bulan Agustus sebesar 9,45 miliar dolar AS, naik sedikit dari arus masuk bulan Juli sebesar 8,78 miliar dolar AS. Orang asing adalah pembeli bersih obligasi korporasi AS selama delapan bulan berturut-turut.


Data Kementerian Keuangan juga menunjukkan penduduk AS sekali lagi menjual kepemilikan sekuritas asing jangka panjang mereka, dengan penjualan bersih 22,7 miliar dolar AS pada Agustus, dari penjualan 27,2 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi