Jumat, 26/04/2024 - 03:58 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

OKI Adopsi Deklarasi Perangi Disinformasi dan Islamofobia

ADVERTISEMENTS

OKI berkomitmen memerangi disinformasi sistemik di era digital.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

ANKARA – Organisasi Kerja Sama Islam telah mengadopsi deklarasi untuk memerangi disinformasi dan Islamofobia. Deklarasi tersebut disepakati dalam sesi ke-12 Konferensi Islam Menteri Informasi OKI yang digelar di Istanbul, Turki, Sabtu (22/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Lewat deklarasi tersebut, OKI berkomitmen memerangi disinformasi sistemik di era digital. Dalam deklarasi tersebut, OKI pun menegaskan kembali dukungan bulat mereka untuk mengutuk segala bentuk ekstremisme, terorisme, dan radikalisme.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Sesi ke-12 Konferensi Islam Menteri Informasi OKI mengusung tema “Combating Disinformation and Islamophobia in the Post-truth Era”. Konferensi dua hari tersebut dihadiri para menteri tingkat tinggi dan perwakilan dari 57 negara. Mereka berupaya memperdalam kerja sama di bidang media dan informasi di dunia Islam guna mengatasi penyebaran disinformasi agama.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Borrell: Iran tak Siap Berperang, Serangan ke Israel adalah Respons Terkendali

Pada awal sesi pembukaan pada Sabtu lalu, Arab Saudi menyerahkan kepemimpinan konferensi ke Turki. Dalam pidatonya, Penjabat Menteri Media Arab Saudi Dr. Majid bin Abdullah al-Qasabi menjabarkan tantangan yang sedang disaksikan dunia saat ini, khususnya di bidang informasi dan media. Direktur Komunikasi Turki Fahrettin Altun menggemakan hal serupa.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Ada tanggung jawab besar di pundak konferensi, terutama karena kesalahan informasi media sedang meningkat dan (ini) menimbulkan masalah besar mengingat sulitnya mengakses kebenaran di seluruh dunia,” kata Altun, dikutip laman Al Arabiya.

Sementara itu, Sekjen OKI Hissein Brahim Taha mengatakan, sidang tersebut bertujuan membahas tantangan yang dihadapi sektor media, khususnya di negara-negara anggota OKI, serta mengkaji wacana media terkait masalah agama. Menurutnya, mengatasi masalah disinformasi sangat penting saat ini dengan munculnya media sosial (medsos). Sebab medsos memungkinkan siapa saja untuk mengirim dan menerima berita serta membuat konten media.

Berita Lainnya:
Lewat Rosatom, Rusia akan Kembangkan Teknologi Nuklir Medis di Nikaragua

Taha juga mencatat bahwa meningkatnya wacana terorisme dan ekstremisme telah berhasil “memikat” segmen populasi lebih muda di bawah “slogan semu-Islam yang tidak ada hubungannya dengan agama Islam”. “Disinformasi dan Islamofobia saat ini merupakan salah satu praktik paling serius untuk memalsukan fakta dan menyesatkan opini publik lokal dan internasional,” katanya seraya menambahkan bahwa mereka berusaha mendistorsi kebenaran dan nilai-nilai luhur Islam.

Taha meminta media untuk memerangi fenomena ini tanpa henti. Dia pun mendesak media-media dan institusi menggunakan wacana yang terinformasi serta persuasif untuk memerangi tantangan tersebut.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi