Sabtu, 20/04/2024 - 12:49 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Museum Migran Muslim di Assam Terancam Dirobohkan

ADVERTISEMENTS

Museum pribadi Miya ini diresmikan pada 23 Oktober.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

ASSAM — MLA Partai Bharatiya Janata (BJP) di Negara Bagian Assam, India, meminta pemerintahnya untuk menghancurkan sebuah museum yang menampilkan budaya migran Muslim di distrik Goalpara. Museum pribadi Miya ini diresmikan di Dapkarbhita, daerah Lakhipur, distrik Goalpara, pada 23 Oktober.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


‘Miya’ adalah istilah merendahkan yang digunakan terutama oleh masyarakat adat yang ditujukan untuk warga Bengal atau Muslim Bengal, yang telah menetap di Assam sejak akhir 1890-an. Mereka awalnya dibawa oleh Inggris untuk pertanian komersial.

ADVERTISEMENTS


Akademisi, profesional dan penulis dalam komunitas beberapa tahun yang lalu telah melakukan proyek untuk mendefinisikan kembali arti kata yang sebenarnya, yang kini diketahui bermakna ‘tuan’ atau ‘pria’.

Berita Lainnya:
Cara Sembuhkan Anak Sakit Berdasarkan Ajaran Nabi Muhammad


Meski para pemimpin lokal dari All India United Democratic Front yang berbasis minoritas menghargai upaya untuk melestarikan ciri-ciri budaya Muslim, termasuk mereka yang mendiami char-chaporis (gumpalan pasir atau pulau-pulau sungai), para pemimpin BJP tidak bersikap ramah atas hadirnya museum ini.


Dilansir di The Hindu, Rabu (26/10), legislator BJP dari Dibrugarh Assam timur Prasanta Phukan termasuk di antara yang pertama bereaksi terhadap peresmian Museum Miya. “Saya meminta pemerintah negara bagian untuk merobohkan museum ini,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Mantan legislator BJP, Shiladitya Dev, juga telah menyerukan tindakan lebih keras terhadap museum dan orang-orang di belakangnya.


Kongres MLA dari daerah pemilihan Karimganj Utara di selatan Assam meminta Museum Miya untuk memperbarui permintaannya akan Museum Bangla untuk penutur bahasa Bengali di lokasi yang sesuai. “Ada kebutuhan untuk melestarikan budaya dan identitas 80-90% orang Bengali yang memilih di Assam,” katanya kepada wartawan pada 24 Oktober.

Berita Lainnya:
Kisah Ulama yang Belajar Ilmu Faraidh Ketika Hadapi Sakaratul Maut


Ketua Menteri Himanta Biswa Sarma belum bereaksi terhadap tuntutan dari para pemimpin partainya atau oposisi. Meski demikian, ia telah menolak proposal mantan Kongres MLA Sherman Ali Ahmed untuk Museum Miya di Srimanta Sankaradeva Kalakshetra di Guwahati pada 2020.


Kalakshetra, yang populer di kalangan turis, memamerkan warisan budaya Assam yang multi-etnis.


Ahmed telah mengutip rekomendasi dari Komite Tetap Seni dan Budaya yang disampaikan kepada 126 anggota Majelis pada 24 Maret 2020. Komite telah mengusulkan Museum Char-Chapori.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi