Kamis, 25/04/2024 - 17:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Air Jernih Memancar Ketika Nabi Ayyub Mengentakkan Kakinya

ADVERTISEMENTS

Sebelum sakit dan fakir, Nabi Ayyub memiliki harta yang banyak.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA –Setelah nabi Ayyub berdoa mengadukan sakit yang dideritanya kepada Allah SWT sebagaimana dapat ditemukan doanya pada surat Sad ayat 41, lalu Allah SWT memerintahkan nabi Ayyub untuk mengentakan kakinya. Dari tempat entakan kaki nabi Ayyub itu kemudian memancar air yang begitu jernih yang bisa dipakai nabi Ayyub untuk mandi dan minum. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


ارْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


(Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. (Alquran surat Sad ayat  42).

ADVERTISEMENTS


Pakar Tafsir Alquran yang juga pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran, KH. Syahrullah Iskandar mengatakan sebelum menderita sakit dan mengalami kefakiran, nabi Ayyub adalah nabi yang kaya. Nabi Ayyub memiliki banyak hewan ternak seperti unta dan domba yang terus berkembang biak. Nabi Ayyub juga memiliki kebun kurma yang luas dan selalu menghasilkan banyak buah. Nabi Ayyub kemudian mengalami sakit yang amat berat yang belum pernah dialami siapapun. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Mungkin belum ada orang sebelumnya yang merasakan sakit, atau penderitaan seperti yang dialami nabi Ayyub. Dan mungkin setelah generasi nabi Ayyub sampai sekarang belum ada yang separah derita yang dialami nabi Ayyub,” kata kiai Syahrullah dalam kajian kitab Min Wahyil Quran karya Syekh Yasin Muhammad Yahya di Masjid Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran beberapa hari lalu.

Berita Lainnya:
Amalan yang Bisa Dikerjakan Pada Hari Jumat


Namun demikian tentang sakit yang dialami nabi Ayyub,  kiai Syahrullah mengatakan terdapat sejumlah riwayat yang menggambarkan sakit nabi Ayyub berlebihan. Nabi Ayyub digambarkan sakit hingga terdapat nanah dan ulat dalam tubuhnya hingga berjatuhan karena banyaknya. Menurut kiai Syahrullah penggambaran tersebut sangat berlebihan yang justru menurunkan martabat nabi. 


“Ini penggambaran yang berlebihan. Karena sesuatu yang jaiz bagi seorang rasul termasuk nabi Ayyub itu bisa seperti orang biasa. Nabi juga sakit, tapi sakitnya tidak sampai menderita penyakit yang menjijikan. Karena itu menurunkan martabat nubuwwah dan menurunkan martabat seorang nabi dan rasul. Jadi sakitnya jelas, tapi tidak menjijikan seperti itu,” katanya.


Ketika nabi Ayyub sakit istrinya bahkan malaikat menyarankan agar nabi Ayyub segera diminta kesembuhan. Namun nabi Ayyub mengatakan bahwa dirinya merasa malu kepada Allah, sebab Allah telah memberikan kesehatan dan kesempurnaan hidup berpuluh-puluh tahun, sejumlah riwayat menyebut 70-80 tahun, sementara sakit yang dideritanya tak selama itu. 

Berita Lainnya:
Tiga Waktu Terbaik untuk Memohon Ampunan Allah


Lebih lanjut Kiai Syahrullah mengatakan setelah nabi Ayyub mengentakan kakinya atas perintah Allah, memancar lah air yang jernih. Dengan air itu, nabi Ayyub minum dan mandi. Sarana itulah yang menyebabkan nabi Ayyub sembuh dari sakitnaya. 


Mengapa Allah tidak secara langsung menyembuhkan nabi Ayyub? Mengapa untuk mencapai kesembuhan, nabi Ayyub diperintahkan untuk mengentakan kaki, lalu minum dan mandi dengan air jernih yang memancar ?


Kiai Syahrullah mengatakan Allah SWT memerintahkan nabi Ayyub mengentakan kaki adalah agar ada usaha dari nabi Ayyub untuk mencapai kesembuhan dari sakitnya. Sebagaimana Allah SWT memerintahkan Sayyidati Maryam agar menggerak-gerakkan pohon kurma, dengan buah kurma yang jatuh Sayyidati Maryam bisa makan dan menghilangkan laparnya. 


“Maknanya seseorang itu sebenarnya untuk meraih yang diinginkan itu harus ada upaya. Ini pelajaran penting. Kita harus berusaha. Makna sesungguhnya tawakal adalah berserah diri kepada Allah diselingi dengan upaya,” katanya.


 


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi