Selasa, 23/04/2024 - 21:54 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Bawaslu: Pemilih Muda Capai 60 Persen, Potensi Hoaks Makin Tinggi 

ADVERTISEMENTS

Pemilih muda akrab dengan media sosial yang menjadi medium penyebaran hoaks.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI menyatakan penyebaran hoaks berpotensi tinggi terjadi saat Pemilu 2024. Sebab, jumlah pemilih muda, yang diketahui akrab dengan media sosial, mencapai 60 persen dari total pemilih. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Pemilih pemuda di tahun 2024 dapat menembus 60 persen yang artinya jika tidak dikelola dengan baik maka akan menjadi ancaman bagi demokrasi,” kata Komisioner Bawaslu RI Lolly Suhenty dalam diskusi bertajuk ‘Optimalisasi Peran Kejaksaan RI dalam Pengamanan Pelaksanaan Tahapan Pemilu 2024’ di Jakarta, Kamis (27/10/2022). 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Idul Fitri 1445 Hijriyah, BMKG: Sebagian Wilayah Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan 


Penyebaran hoaks menjadi satu dari empat potensi gangguan saat gelaran Pemilu 2024. Bawaslu RI menjadikan empat potensi gangguan itu sebagai perhatian utama dan telah menyiapkan langkah mitigasinya.

ADVERTISEMENTS


Tiga gangguan lainnya, yakni politik uang, politisasi suku, agama, ras dan antargolongan (SARA), dan pelanggaran netralitas oleh ASN dan TNI/Polri. “Politik uang ini trennya tidak pernah turun, dia akan selalu bergerak maka ini jadi perhatian kami,” ujar Lolly. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Mengenai politisasi suku, agama, ras dan antargolongan (SARA), menurut Lolly, penggunaan politik identitas saat pemilu kerap memakai isu SARA. Hal ini tentu membuat kegaduhan dan bisa menimbulkan polarisasi. 

Berita Lainnya:
Temui Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Rosan Roeslani: Silaturahmi Harus Dijaga


Mengenai potensi pelanggaran netralitas oleh ASN dan TNI/Polri, Bawaslu harus mengawal setiap pihak aparatur negara agar bersikap netral dalam pemilu. 


Untuk mencegah dan menindak empat potensi gangguan tersebut, Lolly memastikan bahwa Bawaslu akan mengutamakan upaya pencegahan. Dia pun meminta Kejaksaan Agung beserta jajarannya di daerah untuk turut serta membantu.


“Tantangannya adalah soal independensi, netralitas, dan integritas. Salah satu cara memastikan demokrasi ke depan sehat, kolaborasi ini yang harus didorong termasuk dengan kejaksaan,” kata Lolly. 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi