Jumat, 26/04/2024 - 03:09 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

OTOMOTIF
OTOMOTIF

Tesla Hadapi Penyelidikan Kriminal AS Atas Klaim Full Self Driving

ADVERTISEMENTS

Penyelidikan yang dilaporkan berkaitan sistem autopilot yang sebabkan kecelakaan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Tesla sedang dalam penyelidikan kriminal di Amerika Serikat (AS) atas klaim perusahaan bahwa kendaraan listriknya mampu mengemudi sendiri (self driving). Penyelidikan kriminal yang dilaporkan diluncurkan oleh Departemen Kehakiman (DOJ) tahun lalu, berfokus pada perangkat lunak bantuan pengemudi Autopilot Tesla setelah banyak terjadi kecelakaan mobil.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


DOJ menolak berkomentar tentang masalah ini dan Tesla tidak segera menanggapi permintaan komentar. Pekan lalu, CEO Tesla Elon Musk mengatakan pada webcast yang membahas keuangan kuartal ketiga perusahaan bahwa dia yakin data yang dikumpulkan Tesla akan membuktikan sistem full self driving (FSD)-nya lebih aman daripada manusia yang mengemudi sendiri.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Musk mengatakan versi beta dari perangkat lunak FSD Tesla harus tersedia untuk semua pelanggan yang mendaftar pada akhir tahun ini, tetapi mengatakan itu belum cukup siap. Situs web Tesla mengatakan pengemudi harus selalu memegang kemudi saat menggunakan Autopilot. Namun, menurut laporan dari The Washington Post pada bulan Juni, mobil Tesla yang menggunakan perangkat lunak Autopilot telah terlibat dalam 273 kecelakaan selama tahun sebelumnya, mengutip data yang diterbitkan oleh Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
KNKT Respon Bantahan PO Rosalia Soal Prosedur Penugasan Sopir Jadi Penyebab Kecelakaan


Tesla menghadapi banyak tuntutan hukum yang sedang berlangsung terkait dengan perangkat lunak Autopilot-nya, termasuk gugatan class action yang diajukan di San Francisco pada bulan September. Pengemudi yang membeli atau menyewa kendaraan Tesla dengan perangkat lunak Autopilot, Enhanced Autopilot, dan FSD sejak 2016 menuduh bahwa pembuat mobil listrik itu menyesatkan publik dengan mengiklankan kemampuan mengemudi sendiri yang jauh lebih canggih daripada yang sebenarnya sehingga membahayakan pengemudi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
BYD Raih Penjualan Mobil Listrik Terbesar di Dunia Tapi Sahamnya Anjlok, Kenapa Ya?


Dilansir CNET, Kamis (27/10/2022), Tesla mendapat kecaman pada bulan Januari di California, ketika Departemen Kendaraan Bermotor mengatakan bahwa Tesla menyesatkan pelanggan dengan bahasa iklan yang melebih-lebihkan dan soal kemampuan teknologinya. Perusahaan juga dituduh pada bulan Agustus terlibat dalam iklan palsu.


Jaksa California pada bulan Januari juga mengajukan tuntutan kejahatan pembunuhan kendaraan pertama di AS terhadap seorang pengemudi yang terlibat dalam tabrakan fatal terkait Autopilot pada tahun 2019. Kemudian pada Agustus 2021, Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional mengumumkan secara resmi melihat keamanan fungsi bantuan pengemudi Autopilot Level 2 Tesla, khususnya kecelakaan dengan kendaraan darurat yang diparkir. 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi