Harian Aceh Indonesia menampilkan berbagai iklan online kepada para pengunjung. Mohon dukungannya untuk membiarkan situs kami ini tetap menayangkan iklan dan dijadikan whitelist di ad blocker browser anda.
ISLAM

Tidak ada Kasus Subvarian Omicron XBB yang Parah di Arab Saudi

Menteri Kesehatan Arab Saudi umumkan belum ada keparahan terkait Omicron XBB

 RIYADH — Menteri Kesehatan Arab Saudi Fahd Al-Jalajel mengumumkan pada Selasa (25/10/2022) bahwa belum ada indikasi virulensi dan tingkat keparahan kasus subvarian Omicron XBB di Kerajaan. Namun Saudi Gazette melaporkan kementerian akan terus memantau varian Covid-19 termasuk sub-varian Omicron XBB tersebut.


“Alhamdulillah, tidak ada kasus sub-mutan yang parah,” katanya sambil menekankan pentingnya melengkapi vaksin karena efektif melawan jenis virus yang bermutasi.


Al-Jalajel menekankan perlunya mengikuti saran dan instruksi dari Kementerian Kesehatan dan Otoritas Kesehatan Masyarakat (Weqaya) dan untuk mematuhi langkah-langkah pencegahan. Patut dicatat, Weqaya mengungkapkan mereka telah mendeteksi subvarian XBB dari Omicron dalam sejumlah sampel positif yang terbatas. 

Berita Lainnya:
Manipulasi Zionis Soal Keberadaan Kuil Sulaiman di Bawah Masjid Al Aqsa


Pengumuman Weqaya datang saat mengonfirmasi pemantauan lanjutan terhadap virus mutan penyebab Covid-19, karena mencatat bahwa sub-varian Omicron BA5 dan BA2 mendominasi lebih dari 75 persen sampel positif. “Operasi pemantauan untuk penyakit pernapasan dilakukan terus menerus oleh otoritas,” kata Weqaya.

Berita Lainnya:
Arti Nama Kota Baghdad dan Mengapa di Bentuknya Melingkar di Bawah Peradaban Islam?


Weqaya mencatat operasi pemantauan termasuk mengidentifikasi jenis influenza dalam kasus infeksi yang dikonfirmasi. Weqaya menunjukkan bahwa virus influenza B merupakan jenis yang umum saat ini di Arab Saudi, diikuti oleh virus influenza A subtipe H1N1 dan H3N2.


Pihak berwenang mengonfirmasi kasus penyakit pernapasan dan influenza musiman, selain Covid-19, menjadi aktif karena masuknya musim dingin. Tingkat keparahan gejala untuk orang bervariasi dari satu orang ke orang lain berdasarkan kekebalan mereka.


 

Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Click to Hide Advanced Floating Content

Click to Hide Advanced Floating Content