Monza Persembahkan Laga Lawan Bologna untuk Pablo Mari dan Kasir Korban Penikaman

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Pablo Mari sudah dioperasi dan menunggu pemulihan selama dua bulan.

ADVETISEMENTS

 JAKARTA — Italia dikejutkan oleh penikaman membabi buta di salah satu pusat perbelanjaan Kota Milan. Salah satu yang menjadi korban adalah Pablo Mari, bek Arsenal yang tengah menjalani masa peminjaman ke AC Monza di Serie A Liga Italia.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


Kubu Monza bersedih dengan kejadian ini. Monza meminta agar pertandingan yang akan digelar Selasa (1/11) dini hari WIB tersebut ditunda, tapi ditolak oleh otoritas liga. Ini membuat skuad Monza memiliki motivasi lebih menyambut laga tersebut.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


“Melawan Bologna kami akan bermain untuk Pablo dan juga untuk Luis Fernando Ruggieri, yang kehilangan nyawanya dalam serangan gila ini. Pikiran kami tertuju kepada dia, kepada orang-orang yang dicintainya dan kepada semua orang yang terlibat dalam teror malam itu,” ujar pemain Monza Filippo Ranocchia berbicara kepada La Gazzetta dello Sport, dikutip dari Football Italia, Ahad (30/10/2022).

ADVERTISEMENTS


Ruggieri merupakan kasir pusat perbelanjaan yang juga jadi korban penikaman sehingga mengebuskan nafas teakhirnya. Pelaku bernama Andrea Tombolini, 46, juga menyerang empat orang lainnya, termasuk Pablo Mari.

ADVERTISEMENTS


Mari yang sedang berbelanja dengan keluarganya tiba-tiba merasakan sakit yang dingin dan tajam di punggungnya. Ia sempat tak sadar. Untungnya Mari cepat diberikan pertolongan dengan diangkut ke rumah sakit. Ia telah menjalani operasi pada Jumat (28/10/2022) dan akan absen selama sekitar dua bulan.


Ranocchia pertama kali mengungkapkan bagaimana perasaan pasukan Monza ketika mereka menerima berita penusukan Mari. “Kami tidak percaya, rasanya tidak masuk akal bahwa salah satu rekan tim kami ditikam saat berbelanja bersama keluarganya. Itu berita yang mengejutkan bagi semua orang,” kata Ranocchia.


“Ketika kami mendengar bahwa hidupnya tidak dalam bahaya, itu sangat melegakan, kami ingin segera pergi dan melihatnya, tetapi tim memberi tahu kami bahwa lebih baik menunggu,” imbuhnya.


Dia tersentuh ketika dia mendengar dari pemain Spanyol berusia 29 tahun itu. “Setelah operasi. Kami tahu dia harus tidur, tetapi kami mengiriminya pesan di obrolan tim. Ketika dia bangun dan menulis kepada kami bahwa yang terburuk telah berakhir dan dia tidak sabar untuk kembali, itu sangat indah.”


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version