Jumat, 19/04/2024 - 02:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Saling Ajar dalam Kampus Mengajar

ADVERTISEMENTS

Kampus Mengajar sukses mengajak 70.000 mahasiswa bergabung mengabdi di 15.000 sekolah

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Oleh: Ronggo Astungkoro, Jurnalis Republika

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Berawal dari kebiasaan berselancar di media sosial, Az-Zahra Maulida mengetahui salah satu program yang tengah digencarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), yakni Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Ketertarikan wanita berusia 22 tahun itu akan mengajar membawanya ke salah satu program yang ada dalam program MBKM, yakni Kampus Mengajar.

ADVERTISEMENTS

Setelah melihat informasi tentang program tersebut di Twitter dan Instagram, Az-Zahra mencoba untuk membuat akun Kampus Merdeka di situs yang sudah disediakan oleh Kemendikbudristek. Mahasiswi Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta itu kemudian melengkapi data diri, mengunggah curriculum vitae (CV), dan dokumen lain yang dibutuhkan.

Hingga akhirnya dia lolos seleksi bersama 14.503 mahasiswa dari 559 perguruan tinggi lain yang menjalani program MBKM Kampus Mengajar angkatan keempat di 2.876 sekolah, baik SD maupun sekolah menengah pertama (SMP), yang tersebar di 35 provinsi. Bersama dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya, Az-Zahra bertugas sebagai mitra guru dalam membantu proses belajar mengajar.

“Saya tertarik dengan program tersebut karena saya merasa di dalam diri saya ada passion untuk mengajar, saya suka anak kecil, saya ingin berbagi ilmu yang saya miliki selama ini,” ujar Az-Zahra kepada Republika, Ahad (16/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Indonesia dan Ukraina Jajaki Peluang Kerja Sama di Bidang Kebudayaan

Selain alasan di atas, Az-Zahra mengaku juga merasa tertarik mengikuti salah satu program MBKM itu karena benefit yang bisa didapatkan, mulai dari konversi nilai mata kuliah sebanyak 20 SKS, uang saku, sertifikat, pengalaman, hingga relasi. Tapi, dia menitikberatkan pengalaman sebagai hal yang paling berharga yang dia dapatkan dari mengikuti program MBKM Kampus Mengajar.

Dia mengaku mendapatkan begitu banyak pengalaman dari mengikuti MBKM Kampus Mengajar yang masih berlangsung itu. Menurut Az-Zahra, program tersebut benar-benar melatih cara berkomunikasi kepada orang lain yang berusia lebih tua maupun lebih muda. Di sisi lain, program itu juga membuka matanya bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki dalam dunia pendidikan di Indonesia.

“Program ini benar-benar membukakan mata hati saya bahwa pendidikan Indonesia sedang tidak baik-baik saja, banyak yang perlu diperbaiki,” tutur dia.

Dalam pelaksanaan program tersebut, Az-Zahra ditugaskan untuk meningkatkan kemampuan literasi dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri (SDN) I Krasak, Jawa Tengah. Dia mengajar semua mata pelajaran, kecuali pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK), di sekolah tersebut.

Dalam pelaksanaannya, Az-Zahra mengaku merasa terkendala oleh lokasi dan waktu pelaksanaan kegiatan. Sebab, lokasi program MBKM Kampus Mengajar cukup jauh dari perkotaan. Akibatnya, banyak kesulitan yang dia hadapi, mulai dari susah mendapatkan sinyal hingga susah mencari toko dan penjual makanan.

Berita Lainnya:
Ranking Dunia Universitas Indonesia Versi SCImago Meningkat Signifikan

“Seperti sinyal susah, cari toko susah, cari makan susah. Waktu perjalanan dari rumah ke lokasi Kampus Mengajar kurang lebih satu jam dengan jalan yang berkelok-kelok,” kata dia.

Namun, dari segala kesulitan tersebut, dia mendapatkan pengalaman berharga dalam hidupnya. Az-Zahra pun dapat menyalurkan hasratnya untuk berbagi ilmu dengan mengajar siswa-siswi di sekolahnya bertugas. Dia mengikuti penugasan MBKM Kampus Mengajar mulai dari Agustus 2022 hingga Desember 2022 mendatang.

Besarnya manfaat dari pengalaman yang didapatkan dari program itu juga turut dirasakan oleh Hanifah Laksmi, mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia. Wanita berusia 21 tahun itu sudah lebih dulu mengikuti program MBKM Kampus Mengajar, yakni angkatan kedua yang dilaksanakan pada akhir 2021 lalu. Sama seperti Az-Zahra, Hanifah juga mengetahui informasi mengenai program tersebut lewat media sosial.

“Saya mencari tahu info di Twitter untuk kemudian bergabung dengan grup Telegram non-official Kampus Merdeka supaya bisa mengikuti perkembangan dari pendaftaran. Kemudian diberi tahu lewat email dan website untuk mengikuti seleksi, seperti tes kebhinekaan dan lolos. Lalu diberi tahu lebih lanjut tentang sekolah yang akan menjadi tempat mengajar,” ungkap Hanifah kepada Republika, Ahad (29/10/2022).

x
ADVERTISEMENTS
1 2 3

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi