Kamis, 25/04/2024 - 14:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALPALESTINA

PBB: 2022 Jadi Tahun Paling Mematikan Bagi Warga Palestina di Tepi Barat

ADVERTISEMENTS

Kekerasan oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina terus meningkat sejak 2005.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

NEW YORK – PBB memperkirakan bahwa 2022 adalah tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat. Prediksi ini diperkuat dengan terus meningkatnya kekerasan oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina sejak 2005.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Utusan Timur Tengah PBB Tor Wennesland menyerukan tindakan kilat untuk menenangkan situasi eksplosif dan dengan nyata menuju pembaruan perundingan Israel-Palestina.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Keputusasaan, kemarahan, dan ketegangan yang meningkat sekali lagi meletus menjadi siklus kekerasan mematikan yang semakin sulit,” ujar Wennesland kepada Dewan Keamanan PBB. “Terlalu banyak orang, sebagian besar warga Palestina telah terbunuh dan terluka,” ujarnya menambahkan.

ADVERTISEMENTS

Koordinator khusus bagi proses perdamaian Timur Tengah itu mengatakan, memburuknya keadaan di Tepi Barat dan situasi yang rentan saat ini berakar dari kekerasan puluhan tahun antara warga Israel dan Palestina, minimnya perundingan, dan kegagalan untuk memecahkan isu-isu penting yang memicu konflik Israel Palestina.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Wennesland mengatakan pesannya kepada para pejabat dan faksi-faksi Palestina, para pejabat Israel dan masyarakat internasional dalam beberapa pekan belakangan sudah jelas. “Prioritas utamanya adalah berusaha menenangkan situasi dan membalikan tren negatif di lapangan, tapi tujuannya harus memberdayakan dan memperkuat Otoritas Palestina dan membangun upaya untuk kembali ke proses politik,” ujarnya.

Berita Lainnya:
Brutalnya Serangan Israel di Tepi Barat

Sebulan belakangan, utusan khusus PBB itu mengatakan 32 warga Palestina termasuk enam anak tewas oleh pasukan keamanan Israel. Sementara 311 lainnya cedera dalam berbagai demonstrasi, bentrokan, operasi pencarian dan penangkapan, serangan dan dugaan serangan terhadap warga Israel.

Dari pihak Israel, dua personel pasukan Israel tewas dan 25 warga sipil Israel terluka oleh warga Palestina selama penembakan dan serangan serudukan, bentrokan, pelemparan batu dan bom molotov dan insiden lainnya selama periode yang sama. Menurut Wennesland bulan itu Tepi Barat dihadapi oleh lonjakan kekerasan fatal di jalur untuk menjadi yang paling mematikan di Tepi Barat.

Lebih dari 125 warga Palestina telah tewas dalam pertempuran Israel-Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem timur tahun ini saja. Pertempuran telah meningkat sejak serangkaian serangan Palestina menewaskan 19 orang di Israel pada musim semi. Tentara Israel mengatakan sebagian besar warga Palestina yang tewas adalah militan. Kendati begitu para pemuda pelempar batu yang memprotes serangan itu dan orang lain yang tidak terlibat dalam konfrontasi juga telah terbunuh.

Berita Lainnya:
Skotlandia Kembali Serukan Inggris Hentikan Jual Senjata ke Israel 

Duta besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour menyampaikan pidato yang berapi-api kepada Dewan Keamanan PBB pada Jumat pekan lalu. “Rakyat kami, anak-anak kami, pemuda kami dibunuh, dan mereka tidak akan mati sia-sia,” katanya.

“Apa yang terjadi selanjutnya adalah tanggung jawab Anda,” katanya kepada anggota dewan. “Kami mengetuk setiap pintu, mencari jalan mana pun yang menuju kebebasan dan martabat, keadilan dan pemulihan, perdamaian dan keamanan bersama,” tegasnya.

Namun, Mansour mengatakan bahwa 75 tahun setelah pemisahan Palestina oleh Inggris, rakyatnya masih menunggu giliran mereka untuk bebas. Dia juga menuduh Israel berusaha menghancurkan negara Palestina.

Duta Besar Palestina itu juga menantang Dewan Keamanan PBB untuk melindungi dan mempromosikan solusi dua negara. Ia pun mengajukan serangkaian pertanyaan yang menyinggung kemungkinan pertumpahan darah lebih lanjut dan perjuangan selama puluhan tahun untuk kebebasan jika perlu, dan kemungkinan tindakan hukum di Internasional Pengadilan tentang pendudukan Israel.

sumber : AP

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi