Jumat, 26/04/2024 - 04:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Polisi India Tahan Sembilan Orang Akibat Jembatan Ambruk

ADVERTISEMENTS

Setidaknya 134 orang ditahan akibat jembatan ambruk.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

MORBI — Korban meninggal akibat runtuhnya jembatan di India naik menjadi 134 orang pada Senin (31/10).  Polisi menahan sembilan orang itu sebagai bagian dari penyelidikan kriminal atas salah satu kecelakaan paling mematikan dalam dekade terakhir di negara itu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Mereka yang ditahan bertanggung jawab atas renovasi, pemeliharaan, dan pengelolaan jembatan. Pejabat senior polisi Ashok Yadav mengatakan, rincian orang-orang yang ditahan itu akan diberikan nanti.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Kepala pejabat kotamadya Morbi Sandeepsinh Zala, menambahkan, pengelola perbaikan jemabtan Oreva telah bertanggung jawab atas pemeliharaan jembatan selama 15 tahun.  Oreva belum memberi tahu pihak berwenang bahwa jembatan itu akan dibuka kembali pekan lalu setelah perbaikan.

ADVERTISEMENTS

“Mereka tidak memberi kami informasi apa pun bahwa mereka akan membuka kembali jembatan itu. Kami belum mengeluarkan sertifikat kelayakan apa pun kepada mereka,” kata Zala.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Anggota parlemen lokal dari Bharatiya Janata Party Jayrajsinh Jadeja menyalahkan Oreva karena menjual tiket tanpa batasan. Dia mengatakan, kepadatan orang menyebabkan jembatan runtuh. Jembatan itu sebelumnya dikelola oleh pemerintah kota setempat, yang membatasi jumlah orang di jembatan pada satu waktu menjadi 20 orang.

Berita Lainnya:
KDEI Taipei Kunjungi WNI Terdampak Gempa Bumi Taiwan

“Sementara kami menunggu informasi lebih lanjut, prima facie, jembatan itu runtuh karena terlalu banyak orang di bagian tengah jembatan yang mencoba bergoyang dari satu arah ke jalan lainnya,” ujar juru bicara Oreva kepada Indian Express.

Rekaman CCTV sesaat sebelum jembatan runtuh di negara bagian Gujarat barat menunjukkan, sekelompok pemuda mengambil foto sementara yang lain mencoba mengguncang jembatan gantung dari sisi ke sisi. Kemudian mereka jatuh ke sungai di bawah jembatan itu, saat kabel yang menahannya putus.

Ashwin Mehra yang sedang menjalani perawatan setelah mengalami cedera kaki dan punggung ketika jatuh dari jembatan mengatakan, dia dan enam orang lainnya telah mencapai pantai dengan berpegangan pada pagar besi jembatan dan jaring. “Sekitar 15-20 anak nakal menggoyang-goyangkan tali jembatan. Tiga kali terdengar suara bising dari jembatan sebelum ambruk,” katanya kepada siaran televisi ANI.

Jembatan era kolonial di atas Sungai Machchhu di pusat kota Morbi dipenuhi oleh wisatawan yang menikmati perayaan liburan ketika runtuh pada Ahad (30/10) malam. Jembatan yang ambruk ini menjatuhkan orang yang ada di atasnya sekitar 10 meter ke dalam sungai.

Berita Lainnya:
Negeri Bob Marley Akui Kedaulatan Palestina

Sekitar 400 orang telah membeli tiket untuk naik ke jembatan untuk merayakan festival Diwali dan Chhath Puja. Menurut daftar korban yang dilihat oleh Reuters, sekitar 35 korban berusia di bawah 14 tahun, sekitar 170 orang telah diselamatkan pada pagi hari.

“Orang-orang tergantung di jembatan setelah kecelakaan, tetapi mereka terpeleset dan jatuh ke sungai ketika runtuh,” kata salah seorang saksi Raju.

“Saya tidak bisa tidur sepanjang malam karena saya telah membantu dalam operasi penyelamatan. Saya membawa banyak anak ke rumah sakit,” ujarnya.

Narendrasinh Jadeja yang temannya kehilangan tujuh anggota keluarga termasuk empat anak, mengatakan, perasaannya sangat kacau usai kejadian tersebut. “Saya tidak bisa mengungkapkan betapa marah dan tidak berdayanya perasaan saya,” katanya.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi