Kamis, 25/04/2024 - 05:18 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Mimpi Adzan, Apa Tabirnya?

ADVERTISEMENTS

Tabir mimpi akan bergantung pada orangnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Seseorang memiliki mimpi yang berbeda-beda, dan bagaimana jika seorang muslim bermimpi adzan, apa tabirnya? Disebutkan bahwa tabir mimpi akan bergantung pada orangnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Dikutip dari Buku Aneh dan Lucu, 100 Kisah Menarik Penuh Ibrah karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi, Imam Ibnu Sirin adalah seorang ulama yang terkenal sangat ahli dalam bidang ta’bir mimpi. Namun perlu diperhatikan bahwa menta’birkan mimpi sesuai dengan keadaan orang yang mimpi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Tiga Waktu Terbaik untuk Memohon Ampunan Allah

Bisa jadi beberapa orang mimpi yang sama tetapi ta’birnya berbeda karena perbedaan keadaannya.

ADVERTISEMENTS

Diceritakan bahwa ada dua orang datang kepada Ibnu Sirin seraya menceritakan bahwa keduanya telah berimimpi adzan, lalu Ibnu Sirin menta’birkan kepada salah satunya bahwa dia akan berangkat haji dan kepada salah satunya lagi bahwa dia telah mencuri.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Orang-orang bertanya: Bagaimana engkau membedakan antara keduanya padahal mimpinya sama?! Dia menjawab: Adapun yang pertama, saya melihat padanya tanda-tanda orang shalih maka saya menta’wilkannya dengan ayat:

Berita Lainnya:
Mitos Jahiliyah tentang Syawal yang Dipatahkan Rasulullah SAW

وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji. (QS. Al-Hajj: 27)

Adapun orang kedua, saya tidak mendapatkan padanya tanda-tanda keshalihan, maka saya mentakwilkannya dengan firman Allah:

ثُمَّ اَذَّنَ مُؤَذِّنٌ اَيَّتُهَا الْعِيْرُ اِنَّكُمْ لَسَارِقُوْنَ

Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan: “Hai kafilah, Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri”. (QS. Yusuf: 70)

Dalam kisah ini terdapat bantahan terhadap orang yang menta’birkan mimpi secara langsung tanpa melihat kepada keadaan orangnya terlebih dahulu. (Al-Qowa’idul Hisan fi Ta’wil Ru’a)

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi