Jumat, 19/04/2024 - 13:19 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Ketum PAN Tegaskan KIB tak Terburu-buru Umumkan Capres Meski Penuhi PT 20 Persen

ADVERTISEMENTS

Syarat agar program PATEN dapat dilaksanakan, KIB harus memenangkan Pilpres 2024.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

MAKASSAR–Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menegaskan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tidak akan terburu-buru untuk mendeklarasikan calon presiden-calon wakil presiden 2024. Meskipun, kata Zulkifli Hasan (Zulhas), koalisi yang digagas PAN, Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini sudah memenuhi syarat presidential threshold (PT) 20 persen untuk mengusung capres-cawapres.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Zulhas menegaskan, KIB menjadi satu-satunya koalisi yang sudah terbentuk dan memenuhi syarat presidential threshold untuk mengusung capres-cawapres Pemilu 2024. “KIB saat ini masih satu-satunya koalisi partai yang secara resmi sudah terbentuk dan telah memenuhi syarat presidential threshold 20 persen untuk dapat mengusung pasangan calon presiden/calon wakil presiden sebagaimana tercantum di UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu,” kata Zulhas dalam pidatonya di Silahturahim Nasional KIB di Hotel Dalton Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Ahad (6/11/2022).

ADVERTISEMENTS

Ketum PAN menambahkan, KIB lahir karena persamaan platform perjuangan untuk membangun sistem politik modern. Yaitu menjadikan partai politik sebagai pilar demokrasi yang ditopang oleh kekuatan rakyat sebagai aktor yang berfungsi menyejahterakan, memakmurkan rakyat, dan membahagiakan rakyat, serta melindungi bangsa dan negara.

Berita Lainnya:
H+1 Pengumuman Hasil Pilpres, Tim Hukum AMIN Langsung Ajukan Sengketa Pemilu ke MK 

Menteri Perdagangan ini pun mengaku banyak pihak yang menilai KIB hanya akan seumur jagung atau layu sebelum berkembang. Bahkan, kata Zulhas, KIB diprediksi akan mati suri berantakan dan pecah berkeping-keping dimakan konflik. Namun, menurut Zulhas, kegiatan silahturahim nasional yang digelar KIB di Makasssar menjawab keraguan itu semua.

Zulhas menekankan, KIB masih tegak berdiri membawa panji-panji untuk dikibarkan ke seluruh Indonesia. “Hari ini kita di Makassar adalah jawaban dari prediksi dan penilaian yang tidak tepat. Kita masih tegak berdiri disini membawa panji-panji KIB untuk dikibarkan ke seluruh Indonesia. Kita masih kokoh berdiri dari gempuran gelombang politik. Kita masih berlayar mengarungi samudera harapan untuk menuju ketepatan pantai dengan senyum kemenangan,” tegas Zulhas.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Dalam kesempatan itu, Zulhas kembali menegaskan bahwa KIB memiliki program akselerasi transformasi ekonomi nasional (PATEN) yang dirancang untuk membangun peradaban Indonesia dalam 10 tahun kedepan. “Syarat utama agar program PATEN dapat dilaksanakan KIB harus memenangkan Pilpres 2024. Tanpa kemenangan maka program PATEN hanya sebuah konsep dan gagasan di atas secara kertas,” beber Zulhas.

Berita Lainnya:
Gelar Bukber dengan Para Warga, Mardiono Doa Bersama PPP Lolos Parliamentary Threshold

Mantan menteri kehutanan ini menuturkan, kemenangan akan didapat diwujudkan jika bekerja secara serius, keras, ikhlas, dan cerdas dalam memperjuangkan pasangan capres-cawapres yang diusung KIB. “Siapakah jagoan yang kita perjuangkan? Itu akan ditulis di buku KIB, di BAB berikutnya. Karena setelah penentuan jagoan kita akan ada BAB kampanye sampai BAB merealisasikan program PATEN untuk 10 tahun ke depan,” ujar Zulhas.

Silahturahim nasional KIB tersebut dihadiri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono, Ketua DPD Golkar Sulawesi Selatan, Taufan Pawe. Hadir juga, Ketua DPW PPP Sulawesi Selatan, Imam Fauzan Amir Uskara dan Ketua DPW PAN Sulawesi Selatan Ashabul Kahfi.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi