Pencegahan Stunting Perlu Aksi Bersama

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH – Pencegahan kasus stunting harus menjadi perhatian semua pihak untuk menyelamatkan generasi Indonesia yang lebih baik. Stunting menyebabkan kerusakan permanen pada fisik dan mental anak. Stunting masih menjadi masalah di berbagai negara berkembang, termasuk di Indonesia.

ADVERTISEMENTS

Stunting menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan yang perlu diselesaikan oleh pemerintah karena angka kejadiannya yang relatif masih tinggi. Padahal, stunting ini bisa dicegah jika semua pihak mengetahui penyebab stunting agar kita bisa bersama-sama mencegahnya.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Penyebab terjadinya stunting karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik.

ADVERTISEMENTS

Dimana ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak sang anak.

ADVERTISEMENTS

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Aceh, Safrizal Rahman, mengatakan salah satu penyebab anak menjadi stunting karena ibunya mengalami anemia saat masa kehamilan.

ADVERTISEMENTS

“Kasus stunting selama ini salah satu penyebabnya itu, ya dari ibu yang anemia,” kata Safrizal Rahman, Kamis (10/11/2022).

ADVETISEMENTS

Menurut Safrizal, ada sebagian remaja-remaja putri Aceh yang tidak terkontrol Hemoglobin (HB) atau darahnya, sehingga remaja-remaja ini berada dalam posisi anemia dan penyebabnya tentu gizi yang tidak seimbang dan lain-lain.

Safrizal mengatakan, yang paling bahaya dari anemia itu adalah ketika mereka hamil. Misalnya, remaja putri yadi tamat sekolah mereka berumah tangga dan hamil, maka bayi yang dikandungnya itu biasanya tidak akan mendapatkan asupan gizi yang optimal.

“Makanya kemudian ibu-ibu yang anemia ini cenderung akan melahirkan anak-anak yang nantinya juga tidak sehat, seperti stunting dan seterusnya,” beber dia.

Ia menyebutkan, langkah penanganan terhadap stunting ini wajib dimulai sejak dini. Sehingga dibanyak daerah termasuk Aceh, remaja putri SMA itu diwajibman minum tablet Fe atau zat besi lantaran itu salah satu upaya untuk mencegah anemia.

“Ketika hamil seorang ibu itu juga diwajibkan untuk minum vitamin Fe. Jadi tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya anemia. Tidak semua remaja putri HB-nya tidak terkontrol, tapi karena diet, sibuk belajar, lupa makan dan gizi makanannya tidak cukup,” jelasnya.

Ia mengimbau para orang tua untuk mengajak putri-putrinya untuk melakukan pemeriksaan HB secara rutin disamping juga pemeriksaan kesehatan lainnya. Sehingga remaja putri tersebut lebih tahu berapa kadar HB-nya agar paham upaya perbaikan.

Safrizal menjelaskan, saat ini pemerintah sedang menggalakkan program pemberian kapsul vitamin Fe kepada siswi. Namun demikian, pengetahuan siswi tersebut terkait pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah itu (TTD) itu dinilai belum cukup.

“Sehingga barangkali banyak siswi yang dibagi vitamin Fe itu tidak diminum, dia simpan karena rasanya tidak nyaman. Itu karena dasar pengetahuannya kurang,” katanya.

Selain kepada remaja putri, program pemberian TTD itu juga diwajibkan kepada ibu hamil hingga ibu menyusui. Ibu hamil wajib mengkonsumsi lebih banyak selama sembilan bulan masa kehamilan dan harus ada kesadaran untuk meminun itu. Sebab, dampaknya sangat berbahaya untuk kualitas anaknya nanti.

“Kalau ibu menyusui tetapi dia mengkonsumsi makanan sehat dan asupan gizi yang bagus, maka tentu tidak anemia. Tapi kalau dia tidak memperbaiki gizinya lalu tidak mengkonsumsi makanan bergizi itu berbahaya terjadi anemia dan akan berdampak pada pertumbuhan anak,” pungkasnya.[]

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version