Jumat, 19/04/2024 - 10:12 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Sri Mulyani akan Hitung Biaya Penghentian Operasional PLTU Batu Bara

ADVERTISEMENTS

Sri Mulyani sebut Kemenkeu identifikasi PLTU mana yang dipensiunkan dan biayanya

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Pemerintah telah bekerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk menghitung biaya dan mengidentifikasi pemberhentian operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang akan diberhentikan. Hal ini sejalan komitmen Indonesia dalam Konferensi Iklim Tahunan Dunia ke 27 (COP27) menuju energi bersih.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia telah berkomitmen melakukan transisi energi dengan menghentikan operasional PLTU batu bara lebih awal pada 2021.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Jelang Mudik, KAI Ingatkan Kembali Larangan Merokok di Atas Kereta


“Bahkan kami sudah desain dengan PLN untuk mengidentifikasi PLTU mana yang akan dipensiunkan dan berapa biayanya, apa artinya sisi fiskal, neraca PLN,” ujarnya saat webinar Bloomberg CEO Forum, Jumat (11/11/2022).


Menurutnya PLN bersama investor Independent Power Producer (IPP) telah melaksanakan perjanjian jual beli listrik untuk mengembangkan, membangun, memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik. Hal ini juga sebagai upaya memperkenalkan pajak karbon, yang masih asing di Indonesia.


“Kami bekerja sangat erat dengan menteri ESDM serta menteri koordinator bidang investasi dan kemaritiman yang membidangi semua perancangan mekanisme transisi energi ini,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
KDEKS Kalbar Diminta Eksplor Kearifan Lokal 


Sri Mulyani menyebut peran Indonesia sangat penting dalam mewujudkan komitmen transisi energi global. Sebab, Indonesia merupakan produsen batu bara terbesar di dunia. 


Dia juga berharap semua negara dapat turut berpartisipasi dalam komitmen tersebut, terutama negara yang paling mencemari dunia dengan emisi karbon agar bisa mengkompensasinya.


“Apa yang saya katakan adalah bahwa Indonesia sedang melakukan banyak pekerjaan yang sangat serius dan kredibel agar kami dapat memenuhi komitmen ini,” ucapnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi