Kamis, 25/04/2024 - 19:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Penetrasi Internasi Dorong Potensi Ekonomi Digital Rp 4.531 Triliun

ADVERTISEMENTS

Potensi ekonomi digital Indonesia sebesar Rp 4.531 triliun pada 2030.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA– Pemerintah menyebut penetrasi internet menjadi salah satu potensi ekonomi digital dan industri fintech. Diperkirakan potensi ekonomi digital Indonesia sebesar Rp 4.531 triliun pada 2030.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penetrasi internet di Indonesia tumbuh dua atau tiga kali lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Pada awalnya penetrasi internet di Indonesia sebenarnya masih sangat rendah, namun kini meningkat dengan laju pertumbuhan 15 persen sampai 20 persen,” ujarnya saat webinar 4th Indonesia Fintech Summit, Jumat (11/11/2022).

ADVERTISEMENTS


Presiden Joko Widodo pun mendorong agar jumlah UMKM yang masuk ekosistem digital sebanyak 30 juta pada 2024. Maka itu, untuk mencapai target-target tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Ketika kita bicara ekonomi digital, kita butuh kualitas SDM. Itulah mengapa pemerintah membelanjakan anggaran untuk pendidikan, kesehatan. Tidak hanya jumlah uangnya, tapi juga kurikulum untuk mengadopsi teknologi digital,” ucapnya.

Berita Lainnya:
Ini Penjelasan Sri Mulyani Soal Pemblokiran Anggaran Kementerian/Lembaga Jelang Pemilu


Adapun belanja pemerintah khusus sektor pendidikan, anggaran yang diusulkan dalam RAPBN 2023 senilai Rp 608,3 triliun. Jika dirinci, anggaran itu mencakup belanja pemerintah pusat sebesar Rp 223,9 triliun, transfer ke daerah sebesar Rp 305 triliun, dan pembiayaan sebesar Rp 69,5 triliun.


Kementerian Keuangan juga mengalokasikan anggaran program bidikmisi atau Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah kepada 976.800 mahasiswa. Lalu Program Indonesia Pintar (PIP) kepada 20,1 juta siswa. Selain itu, juga ada bantuan operasional sekolah (BOS) yang ditargetkan bisa memberikan manfaat kepada 8,8 juta siswa.


 


Selain belanja sektor pendidikan, Sri Mulyani menyebut pemerintah juga belanja sektor infrastruktur. Hal itu guna menopang pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

Berita Lainnya:
Pertamina Hulu Energi Targetkan Lifting Migas 2024 Sebesar 742 MBOEPD


“Itulah mengapa pemerintah membelanjakan anggaran untuk membangun infrastruktur digital, yang mana satu-satunya belanja yang tidak dipotong bahkan selama pandemi, atau bahkan kita meningkatkan dua-tiga kali lipat,” ucapnya.


Selain penetrasi internet, perkiraan nilai ekonomi digital domestik yang sebesar 133 miliar dolar AS pada 2025 atau 30 persen dari produk domestik bruto (PDB), juga menjadi potensi ekonomi digital dan industri fintech dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.


Apalagi, lanjutnya, mayoritas penduduk Indonesia 53 sampai 55 persen merupakan generasi Z dan generasi milenial, yang secara alami mempelajari digitalisasi. Menurutnya pandemi yang banyak mengubah atau memaksa masyarakat dapat beralih ke ekonomi digital, baik dari sisi permintaan maupun sisi penawaran turut menjadi potensi pengembangan ekonomi digital dan industri fintech.


 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi