Jumat, 19/04/2024 - 17:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Tolak Dipanggil KPK Sebagai Saksi, Pengacara Lukas Enembe Malah Minta Klarifikasi

ADVERTISEMENTS

Pengacara Lukas Enembe juga meminta perlindungan dari Peradi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Pengacara Gubernur Papua Lukas Enembe, Aloysius Renwarin tidak memenuhi panggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (17/11/2022). Dia justru mengirimkan surat kepada lembaga antirasuah ini untuk mengklarifikasi soal upaya pemeriksaan tersebut.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Selain Aloysius, pengacara Lukas yang lainnya, yakni Stefanus Roy Rening juga mengaku bahwa dirinya turut dipanggil oleh KPK. Hal ini dia sampaikan melalui siaran pers mengenai alasan ketidakhadiran dirinya dan Aloysius dalam panggilan KPK yang diterima di Jakarta, Jumat (18/11/2022).

ADVERTISEMENTS


“Kami minta klarifikasi pada KPK terlebih dahulu terkait dengan pemanggilan kami berdua sebagai saksi dalam  kasus yang menjadikan klien kami (Lukas) sebagai tersangka,” kata Roy.


Selain meminta klarifikasi pada KPK, keduanya juga mengadu ke Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi). Mereka meminta perlindungan dan petunjuk terkait pemanggilan oleh penyidik KPK terkait pengusutan kasus dugaan rasuah yang menjerat Lukas Enembe.

Berita Lainnya:
Hasto: Harun Masiku adalah Korban Pemerasan Oknum KPU


Roy menjelaskan, hal ini dilakukan karena ia merasa sebagai kuasa hukum memiliki kewajiban untuk menjaga rahasia kliennya. Selain itu, dia dan Aloysius juga merasa telah memiliki jasa dalam memfasilitasi kunjungan KPK ke Jayapura untuk memeriksa Lukas Enembe.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Roy dan Aloysius pun menolak menolak untuk memenuhi panggilan KPK sebelum ada rekomendasi dari Peradi. Sebab, mereka menegaskan bahwa selalu bekerja dengan sesuai kode etik.


“Semua bentuk pendampingan dan advokasi hukum terhadap klien kami semata-mata menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia dan sesuai standar profesi yang dijamin undang-undang dan kode etik,” tegasnya.

Berita Lainnya:
Viral lagi, Sebelum Suaminya jadi Tersangka Korupsi, Sandra Dewi Protes Harvey Moeis Sering Beramal Tak Masuk Akal, Akui Takut…


Seperti diketahui, KPK memanggil pengacara Gubernur Papua Lukas Enembe, Aloysius Renwarin, kemarin. Namun, dia mangkir dari pemeriksaan terkait kasus dugaan suap dan gratifikasi pengerjaan proyek yang bersumber dari APBD Provinsi  Papua tersebut.


“Informasi yang kami terima, tidak hadir,” kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri di Jakarta, Jumat (18/11/2022).


Selain Aloysius, seorang sopir bernama Darwis yang juga semestinya diperiksa, tak memenuhi panggilan penyidik kemarin. KPK pun akan memanggil ulang keduanya.


KPK telah menetapkan Lukas Enembe sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi terkait pekerjaan atau proyek yang bersumber dari APBD Provinsi Papua. Namun, hingga kini lembaga antirasuah itu belum menjelaskan secara rinci mengenai kasus yang menjerat Lukas.


 

 


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi