Jumat, 19/04/2024 - 19:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Ahli: Penyakit Jantung Masih Jadi Penyebab Kematian Terbanyak

ADVERTISEMENTS

Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian terbanyak karena tingginya kasus.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Spesialis jantung Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang dr Muhammad Riendra SpBTKV Subsp,VE(K) mengemukakan, penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian terbanyak karena tingginya kasus yang terjadi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Setiap hari tak kurang dari 150 orang yang berobat jantung di RSUP M Djamil, pencegahannya tentu kembali ke pola makan gizi seimbang,” kata dia di Padang, Ahad (20/11/2022)

ADVERTISEMENTS


Ia mengakui di Sumatera Barat sulit mengubah kebiasaan pola makan menjadi gizi seimbang apalagi dalam waktu singkat.


“Sebagai contoh nasi memiliki kadar gula yang tinggi dan jika berlebih akan disimpan dalam bentuk lemak di tubuh yang kemudian berisiko menyebabkan penyempitan pembuluh darah,” katanya.

Berita Lainnya:
Jangan Disepelekan, Benjolan dan Nyeri Bisa Jadi Gejala Penyakit Langka


Belum lagi ia melihat kebiasaan makan warga Sumbar yang penuh dengan berbagai makanan seperti gulai gajebo dari daging sapi yang semuanya terdiri dari lemak .

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Kalau santan masih bisa ditoleransi, kalau olahan dari hewan yang lebih berbahaya,” ujarnya yang merupakan Ketua IDI Cabang Padang.


Riendra menceritakan pengalaman saat mengikuti pendidikan di RS Harapan Kita Jakarta menemukan pasien banyak warga Padang. “Kalau pun bukan orang Padang biasanya berdarah Padang, bisa jadi pasien dari Kalimantan tapi setelah ditanya ternyata kampungnya di Padang,” kata dia.

Berita Lainnya:
Mengenal Perbedaan Gerd dan Asam Lambung Serta Langkah Pencegahannya


“Artinya tidak bisa dipungkiri pola makan berpengaruh terhadap kesehatan jantung dan mungkin di Kalimantan tidak ada makanan khas Padang tapi bisa saja dikirim dari kampung halaman,” lanjutnya.


Ia menekankan penerapan gizi seimbang tidak hanya dominan makan nasi namun memvariasikan protein. Dari sisi usia, ia menemukan mereka yang terserang penyakit jantung dulu rata-rata berusia di atas 40 tahun namun saat ini di bawah 40 tahun sudah banyak pasien bypas koroner.


“Untuk status ekonomi mayoritas mereka yang berstatus menengah ke atas,” kata dia.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi