Kamis, 25/04/2024 - 09:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

66 Negara Antre Jadi Pasien IMF, Jokowi: Tak Bisa Dapat Bantuan Semua

ADVERTISEMENTS

Ia melanjutkan, saat ini sudah ada 14 negara yang menjadi pasien IMF.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, sebanyak 66 negara diperkirakan akan menjadi pasien IMF (Dana Moneter Internasional) akibat kondisi ekonomi global yang sangat sulit saat ini. Namun sayangnya, menurutnya tak semua negara bisa mendapatkan bantuan dari IMF.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya di Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) XVII, Surakarta, Senin (12/11/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Diperkirakan sampai angka 66. Dan itu nggak mungkin bisa mendapatkan bantuan semuanya. Gak mungkin. Karena juga keterbatasan dari IMF, dari Bank Dunia punya keterbatasan itu,” ujar Jokowi.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Dampak Serangan ke Gaza, Israel Hadapi Boikot Ekonomi Hingga Budaya 


Ia melanjutkan, saat ini sudah ada 14 negara yang menjadi pasien IMF. Jumlah ini pun sangat banyak dibandingkan saat krisis pada 1997-1998 silam yang hanya ada 5 negara yang membutuhkan bantuan pendanaan. Sedangkan 28 negara lainnya juga disebutnya tengah mengantre untuk menjadi pasien IMF.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Saya sudah menyampaikan berkali-kali 14 negara sudah masuk dalam posisi menjadi pasiennya IMF. Tahun 97-98, itu hanya 5 negara dan itu sudah geger. Ini sudah 14 negara masuk menjadi pasiennya IMF. Dan 28 negara ngantre di depan pintunya IMF lagi,” kata dia.

Berita Lainnya:
Pentolan KST Abubakar Kogoya Kontak Senjata dengan TNI, Lalu Tewas


Di tengah kondisi ekonomi yang semakin tidak menentu ini, Jokowi pun mengingatkan agar berhati-hati dalam mengelola kebijakan. Sebab, kebijakan yang tidak tepat justru akan semakin memperburuk kondisi ekonomi di dalam negeri.


“Hati-hati membuat kebijakan, begitu salah sedikit bisa berdarah-darah dan itu sudah ada contohnya. Dan itu sudah ada contohnya, saya kira saudara-saudara tahu. Di Inggris salah sedikit kebijakan, salah membuat policy, hasilnya bisa ke mana-mana,” kata Jokowi.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi