Rabu, 24/04/2024 - 01:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Gempa Cianjur-Sukabumi, Akibat Pergerakan Sesar Aktif Cimandiri

ADVERTISEMENTS

Bupati Cianjur pada Senin sore menyebut 56 meninggal akibat gempa magnitudo 5,6.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

oleh Riga Nurul Iman, Arie Lukihardianti, Zainur Mashir Ramadhan, Nawir Arsyad Akbar, Rahayu Subekti

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) siang tepatnya pukul 13:21 WIB. Gempa yang goyangannya terasa sampai DKI Jakarta itu mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang hingga sore ini terus dilaporkan bertambah. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati yang saat gempa terjadi tengah menjalani rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR, mengatakan, gempa Cianjur merupakan gempa yang diakibatkan oleh patahan geser yang diduga akibat pergerakan dari sesar Cimandiri.

ADVERTISEMENTS


“Diduga ini merupakan pergerakan dari sesar Cimandiri,” ujar Dwikorita di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/11/2022).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Berdasarkan data BMKG, informasi pusat gempa berada di kawasan Cianjur, Jawa Barat dengan kekuatan gempa 5,6 magnitudo. Lokasi gempa terjadi pada koordinat 6.84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur, dengan kedalaman 10 kilometer.

Berita Lainnya:
Tak Siapkan Undangan, Istana Persilakan Eks Presiden-Wapres Bersilaturahmi dengan Jokowi


Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan, gempa bumi dengan magnitudo 5,6 yang melanda wilayah Barat Daya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berpotensi merusak. Namun, tidak terkait potensi gempa megathrust di Selatan Jawa.


“Karena gempa ini dangkal, berpotensi merusak infrastruktur, rumah, atau pemukiman, di sekitar epicenter,” kata pakar tsunami BRIN Widjo Kongko, Senin.


Diketahui, wilayah Jawa Barat di bagian Selatan dan Barat Daya Sumatra menyimpan potensi gempa bumi megathrust. Meski tidak diketahui kapan gempa itu akan terjadi,  Widjo menuturkan harus waspada terhadap ancaman tsunami dan upaya mitigasinya perlu lebih serius dan segera dilakukan.


“Gempa yang baru saja terjadi tidak terkait langsung dengan potensi gempa megathrust,” ujar Widjo.


Adapun, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan sebaran pemukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi tinggi.


“Morfologi wilayah tersebut pada umumnya berupa dataran hingga dataran bergelombang, perbukitan bergelombang hingga terjal yang terletak pada bagian tenggara Gunung Gede,” demikian keterangan resmi Badan Geologi yang dikutip di Jakarta, Senin.

Berita Lainnya:
Kadis Gulkarmat DKI Ungkap Dua Kendala Pemadaman Gudmurah yang Terbakar


Wilayah Kabupaten Cianjur secara umum tersusun oleh endapan kuarter berupa batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff) dan aluvial sungai. Sebagian batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan.


Endapan kuarter tersebut pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi. Selain itu, pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.


Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif. Keberadaan sesar aktif tersebut hingga kini belum diketahui dengan baik karakteristiknya.


Menurut Badan Geologi, kejadian gempa bumi tersebut diperkirakan berpotensi mengakibatkan bahaya sesar permukaan dan bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.


 


 


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi