Jumat, 19/04/2024 - 18:41 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Mengenal Demensia, Penyakit yang tak Hanya Diakibatkan Pertambahan Usia

ADVERTISEMENTS

Demensia selain karena pertambahan usia juga bisa dipicu jarang berolahraga

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Kata demensia atau pikun sebenarnya menggambarkan serangkaian gejala, yaitu kehilangan memori, kesulitan berpikir dan pemecahan masalah bahkan bahasa. Demensia terjadi ketika otak mengalami penurunan kondisi karena penyakit, seperti Alzheimer, serangan stroke dan trauma kepala. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Secara detail, demensia merupakan kondisi penurunan fungsi otak seperti hilangnya memori dan kemampuan menilai atau juga daya ingat, pola berpikir dan akan menggangu kemandirian aktifitas penderita. Dari banyak tipe Demensia, data menunjukkan yang sering ditemukan adalah Alzheimer yang akan berhubungan dengan perubahan genetik dan protein di otak. Ada juga tipe lain seperti Demensia Vaskular yang diakibatkan gangguan pada pembuluh darah otak”, tutur dr Lothar Matheus M. V Silalahi M.Sc, Sp.N , Dokter spesialis neurologi di Siloam Hospital Yogyakarta.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Merasa Pemahaman Membaca Berkurang, Ini Cara Mengembalikanya


Demensia sendiri sebenarnya memiliki beberapa pemicu, ungkap dr Lothar, yaitu karena pertambahan usia, genetik keluarga, pola makan tidak sehat, jarang berolahraga, dan dapat juga karena merokok dan kecanduan alkohol. Kondisi ini makin berat bila ditambah depresi, down syndrom, sleep apnea, hipertensi, obesitas maupun diabetes.


Ditambahkan dokter Lothar Matheus, gejala utama penderita demensia adalah penurunan memori dan perubahan pola pikir yang tampak pada perilaku dan cara bicara, dan cenderung memburuk seiring waktu.


Penanganan Demensia

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Screening dan deteksi dini menjadi penting, karena tindakan medis ataupun pengobatan medis modern belum dapat menjamin kesembuhan atau kembali normal pada penderita demensia. Apabila sudah ditahapan tertentu, penanganan akan dioptimalkan agar tidak memburuk atau ke tingkat keparahan selanjutnya dengan tujuan penderita dapat beradaptasi dengan kondisinya dengan kualitas hidup yang maksimal.

Berita Lainnya:
Dokter: Kesehatan Mental Pengaruhi Proses Pengobatan Kanker


Pemeriksaan saraf, mental dan yang dikenal dengan tes fungsi luhur akan mengawali tindakan diagnosa dan dilanjutkan pemindaian otak, CT scan, MRI atau PET scan dan tindakan pendukung lainnya. Beberapa terapi khusus dan penting adanya dukungan keluarga dan support lingkungan.”Diibaratkan sebuah rumah itulah dimensia dan salah satu ruangan di dalamnya adalah alzheimer. Dapat diartikan alzheimer adalah  salah satu tipe demensia paling umum”, ungkap dr. Lothar Matheus M. V Silalahi M.Sc, Sp.N.


Secara berkelanjutan, konsultasi merupakan langkah tepat guna memantau perkembangan dengan penangangan yang ideal. Termasuk menjalankan pola hidup sehat, berolahraga rutin, asupan nutrisi cukup sekaligus melatih otak secara berkala. Termasuk mengelola penyakit penyerta seperti diabetes, kolesterol, hipertensi yang merupakan hal yang dapat dilakukan dalam mencegah keluhan penyakit Demensia.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi