Sabtu, 20/04/2024 - 15:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Gelombang Panas di Eropa Sebabkan Lebih dari 20 Ribu Kematian Eksesif

ADVERTISEMENTS

Suhu udara hingga 40 derajat Celsius atau lebih melanda kota-kota di Eropa

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

LONDON – Gelombang panas di Prancis, Jerman, Spanyol, dan Inggris menimbulkan lebih dari 20 ribu kematian eksesif, menurut sebuah laporan pada Kamis (24/11/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Suhu udara hingga 40 derajat Celsius atau lebih melanda kota-kota di Eropa, mulai dari Paris hingga London, pada tahun 2022.

ADVERTISEMENTS

Para ilmuwan iklim dari World Weather Attribution menemukan bahwa temperatur setinggi itu “nyaris mustahil” tanpa adanya perubahan iklim.

Gelombang panas pada tahun 2003 menimbulkan lebih dari 70 ribu kematian eksesif di Eropa, sebagian besar terjadi di Prancis.

Bencana itu mendorong banyak negara untuk mengambil berbagai langkah, seperti menerapkan sistem peringatan dini, meminta penduduk untuk saling mengawasi, dan memasang penyejuk udara di sekolah.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Israel Lanjutkan Serangan ke Rumah Sakit al-Shifa

Langkah-langkah itu serta rencana aksinya mungkin telah mengurangi dampak gelombang panas pada tahun 2022. Akan tetapi, kata Chloe Brimicombe, peneliti gelombang panas di Universitas Graz, Austria, angka kematian masih “lebih tinggi dari perkiraan”.

“Saya menganggap ini gelombang panas paling berdampak sejak 2003,” kata dia.

Karena pihak berwenang tidak mengaitkan sebagian besar kematian dengan udara panas, para statistikawan menggunakan rumus untuk menghitung angka perkiraan kematian eksesif.

Udara panas bisa membunuh dengan memicu heatstroke (kenaikan suhu tubuh secara dramatis) yang merusak otak, ginjal, dan organ-organ lain.

Berita Lainnya:
Masyarakat Punya Peran Besar untuk Penanganan Masalah Iklim dan Lingkungan

Heatstroke juga bisa memicu kondisi lain seperti serangan jantung atau gangguan pernapasan.

Organisasi Meteorologi Dunia mengatakan bahwa pada bulan ini Eropa telah menghangat lebih dari dua kali lipat dibandingkan wilayah dunia lainnya selama tiga dasawarsa terakhir.

Sementara itu, Dinas Perubahan Iklim Copernicus mengatakan bahwa musim panas 2022 merupakan yang terpanas dalam sejarah.

Prancis melaporkan sekitar separuh dari total kematian eksesif di Eropa Barat dengan 10.420 kematian.

Kematian eksesif mencapai 3.271 di Inggris dan Wales selama musim panas tahun ini, kata Kantor Statistik Nasional Inggris.

Spanyol mencatat 4.655 kematian akibat gelombang panas pada bulan Juni-Agustus, sedangkan badan kesehatan Jerman melaporkan 4.500 kematian.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi