Jumat, 19/04/2024 - 19:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Kenali Tiga Level Pencegahan Sakit Jantung

ADVERTISEMENTS

Sakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di dunia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Nur Haryono, Sp.JP (K) FIHA dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) mengatakan, penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di dunia dalam dua dekade terakhir. Kematian akibat penyakit jantung secara global mencapai 18,6 juta setiap tahunnya. Angka kematian ini diperkirakan meningkat menjadi 20,5 juta pada 2020 dan 24,2 juta pada 2030.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Penyakit jantung koroner berkontribusi terhadap persentase kematian tertinggi di dunia. Kontribusinya sebanyak 8,9 juta terhadap kematian pada 2019.

ADVERTISEMENTS


Di Indonesia, penyakit jantung menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian terbanyak. Pada 2021, penyakit jantung juga menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang membebani anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) paling tinggi.

Berita Lainnya:
Melajang Bikin Orang Lebih Cepat Tua, Tingkatkan Risiko Kematian Dini


Terdapat tiga level seseorang bisa melakukan pencegahan penyakit jantung lebih dini. Pertama adalah pencegahan primer, dimana pencegahan dilakukan ketika seseorang masih sehat. Ini bisa dilakukan dengan gaya hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin.


Gaya hidup sehat ini termasuk melakukan aktivitas fisik moderat secara rutin yakni 150 menit per minggu sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menerapkan pola makan sehat dan seimbang serta menjaga indeks massa tubuh (IMT).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Lalu, pencegahan sekunder, dimana pencegahan dilakukan ketika seseorang baru saja sakit; serta pencegahan tersier dimana pencegahan yang dilakukan ketika seseorang sudah mengalami disabilitas. Pencegahan di hulu dan hilir penting dilakukan pada satu waktu dalam menangani penyakit jantung.

Berita Lainnya:
Hasil MCU Baik Bukan Jaminan Perokok Sehat


“Pencegahan (penyakit jantung) dan penanganan di hilir perlu dilakukan bersamaan,” kata Nur di Jakarta, Jumat (25/11/2022).


Jika membandingkan dengan kasus di negara lain seperti Singapura, kata dia, kasus penyakit jantung tergolong rendah karena negara tersebut juga fokus menangani masalah hulu dengan melakukan langkah pencegahan.


“Kita harus mulai jangan sampai orang Indonesia sakit jantung, itu tugas kita semua,” kata dokter dari Universitas Indonesia itu.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi