Kamis, 25/04/2024 - 17:12 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Kadis Kesehatan: Kekurangan Gizi Kronis dan Infeksi Penyebab Stunting

ADVERTISEMENTS

Kondisi itu ditandai dengan tinggi badan seorang anak yang berada di bawah standar.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 MAKASSAR — Kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang menjadi penyebab utama terjadinya stunting. Kondisi itu ditandai dengan panjang atau tinggi badan seorang anak yang berada di bawah anak seusianya atau standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Perlu ditegaskan bahwa anak pendek belum tentu stunting, tetapi anak stunting sudah tentu pendek, hal ini bisa terjadi karena memang anak tersebut pendek karena genetic tetapi tidak stunting,” kata Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, Basra.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Bukan hanya tinggi badan yang terhambat, lanjut dia, tetapi pertumbuhan otak juga tidak akan berkembang. Akibat buruknya, anak akan sulit belajar, tidak cerdas dan sulit konsentrasi.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Balon Udara Jatuh di Perumahan di Mungkid, Lima Rumah dan Satu Mobil Rusak


“Kalau stunting telah terjadi yang bisa dilakukan hanya memperbaiki gizi agar dampaknya tidak lebih besar,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Dia menambahkan, kasus stunting dapat terjadi akibat anak tersebut sulit mendapatkan akses terhadap gizi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, karena faktor ekonomi orang tua ataupun kurang pengetahuannya keluarga terkait pola asuh dan pola makan yang baik. “Stunting tidak hanya terjadi pada keluarga yang kurang mampu, banyak keluarga yang berada tetapi anaknya stunting, ini menggambarkan stunting bukan hanya masalah ekonomi tetapi terkait pola asuh dan pola makan yang salah,” jelas Basra.

Berita Lainnya:
Ibu, Hindari Kesalahan ini Ketika Mengukur Balita


Ditambahkan saat ini angka prevalensi Stunting Sidrap berdasarkan data SSGI tahun 2021 sebesar 25,4 persen, sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas toleransi stunting suatu negara hanya 20 persen. Mengenai penanganan stunting di Kabupaten Sidrap, Basra menuturkan telah mengembangkan inovasi “Sahabat Stunting” atau “Saya Hadir Buat Stunting” merupakan program pendampingan dengan sasaran ibu hamil, ibu nifas, anak balita dan remaja putri melalui pemberian edukasi dan layanan kesehatan terkait pencegahan stunting.


Lewat program Sahabat Stunting ini, lanjut dia, Dinkes akan memberikan layanan kesehatan, edukasi, deteksi dini risiko stunting, pelayanan rujukan perawatan dan pemberdayaan masyarakat.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi