Dari ulasan dua teologi di atas, tentu yang moderat adalah teologi Aswaja. Maka paham ini perlu kita pegang dan anut agar tidak tersesat secara pemikiran dan dalam menyikapi bencana seperti gempa bumi. Karena sekali lagi, nenek moyang kita telah memilih Indonesia, tempat yang rawan bencana ini, seperti gempa bumi, sebagai tempat untuk bermukim dan menjalankan kehidupannya, sebagaimana kita telah memilihnya juga. Jika tidak berkenan, kita dapat pindah, karena bumi Allah subhanahu wa ta’ala masih luas untuk hamba-hamba-Nya yang shaleh. Wallaahu`alam bishowab.
Sumber: Republika