Sabtu, 20/04/2024 - 13:58 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Robot yang Bisa Melayani Penyandang Disabilitas Mengisi Baterai Mobil Listrik

ADVERTISEMENTS

“Sebenarnya kita sudah siap, kita sebut teknologi readyness level sampai tingkat enam, harapannya industri kita gaet dan ada mitra yang tertarik dengan produk kita, karena bagaimana pun kalau diketahui charging merupakan infrastruktur utama,” ujar Barman.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Dia menambahkan, BRIN memiliki target besar yang terkait dengan perkembangan kendaraan listrik. Tidak hanya fokus pada kendaraan listriknya saja, melainkan juga infrastruktur pendukung yang telah dipersiapkan sejak 2019, yaitu pengadaan stasiun pengisian daya listrik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Pengembangan stasiun pengisian baterai menjadi hal mutlak, karena merupakan infrastruktur utama yang harus dipenuhi ketika kendaraan listrik semakin memenuhi jalanan. Hal itu mengingat untuk satu stasiun baterai idealnya digunakan untuk 10 kendaran listrik. “Jadi kalau kita punya 1.000 EV (electric vehicle), kita membutuhkan 100 charging station,” kata Barman.

ADVERTISEMENTS

Selain itu, yang jarang diketahui masyarakat luas adalah BRIN juga mengembangkan sistem platform bernama charging station monitoring system (CSMS). BRIN tidak ketinggalan mematenkan aplikasi SONIK, yang merupakan singkatan dari Sistem Operasi Pengisian Kendaraan Listrik.


Sedangkan CSMS yang ‘tertanam’ di dalam SONIK adalah sistem yang dapat memantau secara real time operasional charging station. Kegunaan dari CSMS SONIK untuk menterjemahkan berbagai tipe kendaraan listrik yang ada untuk dapat bisa diisi ulang menggunakan stasiun pengisian yang telah dikembangkan.

Berita Lainnya:
Indonesia Undang Pelaku Industri Nuklir Kembangkan Reaktor Generasi IV


“Jadi CSMS ini terintegrasi dengan Android. Saat orang mau mengisi kendaran listrik, harus terkoneksi dengan sistem ini,” jelas Barman. Dia berharap, ke depan cukup satu aplikasi yang digunakan masyarakat Indonesia ketika ingin mengisi ulang baterai kendaraan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Misalnya, jika saat ini Pertamina mempunyai MyPertamina dan PLN memiliki ChargeIn maka ke depannya semua aplikasi pengisian baterai bisa diintegrasikan dengan SONIK. “Aplikasi itu harapannya ke depannya satu memiliki faktor keamaan, itu isinya database semua. Karena setiap orang yang menggunakan kendaraan listrik itu terecord di dalam CSSM ini,” kata Barman.

Di lokasi IEMS 2022, BRIN juga menampilkan kendaraan listrik bernama E Tricycle. Willy Barasa dari Pusat Riset Teknologi Transportasi BRIN menerangkan, E Tricyle dikembangkan BRIN sebagai salah satu kendaraan ramah lingkungan karena berbasis listrik. Dia menjelaskan, produk tersebut merupakan hasil kolaborasi antara BRIN dan salah satu perusahaan dalam negeri.

Adapun spesifikasi E Tricycle adalah memiliki roda tiga, dijamin rendah emisi, dan bisa dijalankan oleh para penyandang disabilitas. Adapun kendaraan tersebut bisa digeber dengan kecepatan antara 30-40 kilometer per jam dengan kapasitas baterai empat sampai lima jam.

“Ini full elektrik kita produksi untuk penggunaan penyandang disbilitas. Bukan hanya dijalankan saja, tapi punya nilai pulus untuk berniaga. Teman disabilitas atau yang punya keterbatsaan khusus bisa menggunakan kendaraan ini untuk berbisnis,” kata Willy.

Berita Lainnya:
Universitas Atma Jaya akan Buka Peminatan Manajemen Konten dan Media Kreatif

Teknologi otonom

Tidak berhenti sampai di situ. Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) BRIN saat ini sedang mengembangkan penelitian tentang kendaraan listrik otonom. Kendaraan jenis tersebut saat ini sedang digandrungi masyarakat dan bakal terus dikembangkan mengikuti teknologi terkini.


Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menjelaskan, riset pengembangan dan inovasi kendaraan listrik merupakan salah satu fokus yang dikerjakan BRIN. Diharapkan dalam beberapa waktu ke depan, hasil riset sudah terbentuk dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

“Riset kita tujuannya untuk mengubah budaya bertransportasi masyarakat. Yang kita fokuskan pada riset ini adalah kebutuhan dari kendaraan listrik. Di tahun 2024 kita targetkan riset ini selesai,” kata Laksana di KST Samaun Samadikun, Bandung, beberapa waktu lalu.

Kepala OREI BRIN, Budi Prawara, menyampaikan, kegiatan riset kendaraan listrik otonom yang sedang dikerjakan merupakan perwujudan dari turut sertanya dalam pertumbuhan dan berkembangnya industri kreatif berbasis inovasi teknologi dan inovasi bisnis di sektor transportasi. Nantinya, hasil penelitian diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia.

x
ADVERTISEMENTS
1 2 3

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi