Selasa, 23/04/2024 - 15:54 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Survei: Pemilih Rasional Cenderung Memilih Anies Baswedan

ADVERTISEMENTS

Ganjar dipilih karena dekat dengan rakyat dan Prabowo karena ketegasannya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Voxpol Center Research and Consulting dalam temuan terbarunya menunjukkan adanya perbedaan mencolok karakter pemilih antara Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, pemilih Anies memilih berdasarkan alasan rasional dengan melihat ‘prestasi’ dan ‘kinerja’.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Kemudian alasan mereka memilih Ganjar Pranowo karena sosiologis, dimana Ganjar dianggap sebagai sosok pemimpin yang ‘dekat dengan rakyat’. Sedangkan Prabowo Subianto dipilih karena faktor psikologis dimana sikap ‘tegas’ pemimpin menjadi pertimbangan utama.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Dalam temuan survei ini, ketika kita tanya ke responden apa alasan ibu/bapak/saudara memilih calon presiden? Sebesar 21,2 persen menjawab Anies Rasyid Baswedan adalah gubernur berprestasi,” kata Pangi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/11/2022).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
PDIP Singgung Abuse of Power Jokowi di Hari Kartini

Kemudian, 42 persen menjawab Ganjar Pranowo dekat dengan rakyat dan Prabowo Subianto sebesar 35,4 persen dipilih karena dianggap pemimpin yang tegas. Pangi mengatakan, segmen pemilih rasional menentukan pilihan politiknya atas dasar pertimbangan integritas, kapasitas dan kompetensi sehingga ‘rekam jejak’ kandidat menjadi pertimbangan yang sangat penting.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Pemilih dalam melakukan penilaian terhadap kandidat harus memiliki informasi seputar ‘rekam jejak’ kandidat di masa lalu dan memproyeksikannya di masa akan datang tentang apa saja kemungkinan besar yang dapat kandidat lakukan dan apakah itu membawa keuntungan bagi pemilih atau tidak. Pemilih akan cenderung memilih mana yang paling membawa keuntungan dan manfaat paling besar bagi dirinya (persamaan kepentingan),” jelasnya.

Berita Lainnya:
Empat RS Rujukan di Cilegon Siaga 24 Jam Selama Libur Lebaran

Pangi menjelaskan, hal tersebut berangkat dari asumsi pemilih tak ubahnya konsumen yang selalu berperilaku memaksimalkan manfaat yang didapatkan (utility maximation) dari setiap proses transaksi. Model tersebut menjelaskan, proyeksi masa depan dan evaluasi atas ‘rekam jejak’ kandidat menjadi poin penting pemilih dalam menentukan pilihan politik.

Karena itu, kandidat yang berprestasi menjadi pilihan paling objektif di segmen ini. Menurutnya, janji politik yang sifatnya wacana dan sebatas angan-angan sangat tidak relevan mempengaruhi pemilih yang rasional. Pemilih lebih percaya ‘bukti’, bukan ‘janji’.

“Hal ini tentu saja akan menguntungkan calon presiden yang mempunyai ‘rekam jejak’ sebagai pemimpin yang mempunyai segudang ‘prestasi’. Rekam jejak ini akan lebih mudah untuk dikapitalisasi sebagai sarana untuk menyakinkan publik bahwa dia layak memimpin sebagai seorang presiden,” katanya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi