Jumat, 19/04/2024 - 11:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

ASDP Optimistis Tutup Tahun Laba Tumbuh 64 Persen

ADVERTISEMENTS

ASDP memproyeksikan laba 2022 mencapai Rp 534,97 miliar.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) optimistis akan menutup 2022 dengan kinerja positif. ASDP memproyeksikan laba 2022 mencapai Rp 534,97 miliar atau tumbuh sebesar 64 persen dari 2021 sebesar Rp 326,30 miliar. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“ASDP terus mencatatkan tren pertumbuhan kinerja keuangan yang positif dari tahun ke tahun,” kata Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry, Shelvy Arifin dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (28/12/2022). 

ADVERTISEMENTS

Pada 2016, laba bersih ASDP tercatat Rp 233,4 miliar lalu meningkat menjadi Rp 269,2 miliar pada 2017. ASDP mencatat laba kemudian turun sedikit menjadi Rp 255,6 miliar pada 2018 namun melonjak lagi menjadi Rp 318,1 miliar pada 2019. 

Selanjutnya, ASDP mencatat penurunan laba karena pandemi Covid-19 menjadi Rp 181,1 miliar pada 2020. Lalu laba tersebut melesat menjadi Rp 326,3 miliar pada 2021.

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Hingga bulan November 2022, ASDP berhasil membukukan total pendapatan konsolidasi sebesar Rp 3,87 triliun. Nilai pendapatan tersebut mencapai 92 persen dari target sebesar Rp 4,21 triliun dan naik 21 persen dari realisasi tahun 2021 sebesar Rp 3,19 triliun. 

Berita Lainnya:
Antisipasi Kepadatan Bakauheni-Merak, Kemenhub Siapkan Rute Panjang-Ciwandan

“Produksi penyeberangan hingga November yang bersumber dari penumpang sebanyak 7,35 juta orang, kendaraan 8,18 juta unit, dan barang sebesar 2,25 juta ton,” tutur Shelvy. 

Selanjutnya, ASDP berhasil membukukan laba sebesar Rp 552 miliar atau mencapai 246 persen dari target sebesar Rp 225 miliar. Selain itu juga mencapai 82 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu  sebesar Rp 304 miliar.

Shelvy menegaskan, pencapaian tersebut tidak lepas dari terealisasinya strategi peningkatan top line melalui peningkatan produksi. Termasuk jumlah penumpang yang bertambah hingga adanya pengendalian biaya untuk mendongkrak bottom line laba yang jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya sehingga laba naik signifikan.

“Tercatat, sisi aset ASDP pada November mencapai Rp 9,98 triliun,” ucap Shelvy. 

Pencapaian kinerja positif ASDP didukung oleh peningkatan kinerja penyeberangan baik produksi perintis dan komersial. Untuk produksi penumpang mencapai sebanyak 7,36 juta orang atau naik sebesar 106 peraen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu sebanyak 3,58 juta orang.

ASDP mengharapkan layanan angkutan Natal dan Tahun Baru 2023 ini juga turut menyumbangkan kontribusi pendapatan yang positif bagi ASDP. “Ini kan peak season, yang biasanya ada peningkatan angka produksi dibandingkan kondisi normal. Kurang lebih target kenaikan lima sampai 10 persen,” jelas Shelvy.

Berita Lainnya:
Waskita Selesaikan Proyek Jalan di Papua Tengah Lebih Cepat

Shelvy memastikan, ASDP akan terus konsisten pada program transformasi dan digitalisasi. Selain itu juga tetap fokus kepada investasi dan efisiensi keuangan yang dilakukannperseroan. 

Secara finansial, Shelvy menyebut, ASDP komitmen mewujudkan target Ebitda Rp 1 triliun pada 2022 dan telah melampaui yaitu mencapai Rp 1,12 triliun. “Adapun pencapaian saat ini telah melampaui pencapaian tahun 2021 senilai Rp 790 miliar,” ucap Shelvy. 

Shelvy mengatakan, manajemen terus mempertahankan kinerja positif perseroan di tengah kondisi perekonomian dunia yang tengah bangkit pasca pandemi Covid-19. Ditambah lagi perang Rusia dan Ukraina yang berdampak negatif terhadap harga minyak dunia, krisis energi, dan resesi ekonomi di beberapa negara besar dunia. 

“ASDP berupaya menjalankan operasional bisnis secara efektif dan efisien dan terus mendukung pelayanan logistik nasional,” tutur Shelvy. 

Menurutnya, situasi ekonomi dunia yang sulit dihindari akan berdampak kepada nilai tukar dan inflasi yang terus mempersulit situasi bisnis di berbagai industri. Hal itu tidak terkecuali bisnis penyeberangan yang komponen berbasis impor utamanya bahan bakar solar dan pemeliharaan kapal.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi