Kamis, 25/04/2024 - 22:20 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Kelola Inflasi 2023, BPS Tegaskan Perlu Perhatikan Kenaikan BBM

ADVERTISEMENTS

Pengelolaan inflasi pada 2023 bisa berkaca dengan peristiwa yang terjadi pada 2022.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Inflasi sepanjang 2022 sebesar 5,51 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Badan Pusat Statistik pun menyebutkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tingkat inflasi tidak semakin meningkat pada tahun ini. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Kalau dilihat secara umum, kita bisa belajar dari inflasi 2022. Di mana penyebab utamanya itu kan kenaikan harga energi, karena kalau energi terus alami tekanan, dampaknya luas ke berbagai sektor baik pangan dan sebagainya,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers yang dipantau Republika.co.id secara virtual, Senin (2/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Stok BBM Aman di Tengah Konflik Iran-Israel

Kedua, lanjutnya, pergerakan harga pangan atau volatile food. Ia menjelaskan, harga bergejolak disebabkan pola musiman, terutama pada produk hortikultura.

ADVERTISEMENTS

Ketiga, kata dia, yaitu kebijakan pemerintah setelah harga bahan bakar minyak (BBM) naik. “Kenaikan energi akan pengaruhi sektor-sektor lainnya dan komoditas yang terganggu cuaca,” tutur Margo.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Ia menegaskan, perlu diperhatikan bagaimana pemerintah menyesuaikan atau mengatur harga berbagai komoditas lain pascakenaikan BBM. Margo menegaskan, BPS bukanlah lembaga yang melakukan prediksi, melainkan mencatat yang sudah terjadi.

“Hanya saja pengelolaan inflasi pada 2023 bisa berkaca dengan peristiwa yang terjadi pada 2022,” katanya.

Margo menambahkan, bensin menyumbang inflasi sepanjang tahun lalu sebesar 1,15 persen, sementara solar menyumbang 0,04 persen.

Berita Lainnya:
Pertamina Pastikan Ketersediaan BBM untuk Arus Balik Idul Fitri 2024

“Kenaikan harga BBM pada September 2022 lalu membuat bensin menyumbang inflasi secara tahunan 2022 sebesar 1,15 persen. Ini komoditas penyumbang tertinggi,” jelas dia.

Inflasi bensin mencapai 32,67 persen dan solar mencapai 35,94 persen sepanjang 2022. Selain bensin, inflasi pada 2022 juga disebabkan kenaikan harga bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, dan harga kontrak rumah.

Dirinya mengungkapkan, inflasi 2022 sebesar 5,51 persen menjadi inflasi tertinggi sejak 2014. Pada saat itu inflasi mencapai 8,36 persen karena pemerintah menaikkan harga BBM.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi