Sabtu, 20/04/2024 - 12:41 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Wacana Bergabungnya PKB di Tengah Isu Santer PKS akan Tinggalkan Koalisi Perubahan

ADVERTISEMENTS

Nasdem menilai, keinginan PKB bergabung dipicu elektabilitas Anies yang terus naik.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

oleh Nawir Arsyad Akbar, Amri Amrullah

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Belakangan beredar isu bahwa, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan bergabung dengan barisan koalisi pendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024. Merespons isu ini, Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya menilai wajar jika PKB mulai melirik koalisi Nasdem, PKS dan Demokrat, mengingat hadirnya Anies Baswedan yang telah dideklarasikan sebagai bakal capres.

ADVERTISEMENTS

“Pepatah mengtakan oleh orang-orang tua kita, cenderung mata ke yang cantik, condong selera ke yang lezat, cenderung posisi akan menang. Tentu teman-teman PKB melihat tanda-tanda alam itu, itu yang kemudian menjadi satu hal yang tak terelakkan kalau kita lihat tren kenaikan Mas Anies itu sangat signifikan,” ujar Willy di ruangannya, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/1/2022).

“Itu yang kemudian menjadi sebuah tanda-tanda alam, bagaimana perubahan itu semakin membesar. Kalau saya melihat dalam proses politik ada negosiasi dan dialog, wheel of sacrifice-nya itu masing-masing partai,” sambungnya.

Berita Lainnya:
PKB Pastikan Hak Angket Kecurangan Pemilu Tetap Bergulir di DPR

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Menurut Willy, pembicaraan terkait calon wakil presiden Anies juga akan semakin terbuka dengan bergabungnya partai yang dipimpin oleh Abdul Muhaimin Iskandar itu. Tentu akan ada pembicaraan lebih lanjut mengenai pemilihan presiden (Pilpres) 2024, jika PKB benar bergabung.

“Pemilu itu kan bukan hompimpa antara elite partai, tapi ini based on suara rakyat, dan itu yang menjadi variabel kita dalam menentukan pilihan. Itu kan variabel-variabel yang kualitatif dan disusun menjadi harus dikonfirmasi menjadi satu hal yang kuantitatif,” ujar Willy.

Rencana Koalisi Perubahan antara Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS disebutnya bukanlah kerja sama politik yang eksklusif. Semua komunikasi masih terbuka, termasuk peluang bergabungnya PKB.

 

“Tentu akan membuat gerakan gelombang perubahannya semakin besar (jika PKB bergabung), resonansinya akan semakin lebih kuat. Ya semoga tahun baru ini ada hal-hal yang semakin spektakuler-lah,” ujar Willy.

Berita Lainnya:
Gugatan 01 dan 03 Soal Bansos, Pakar Tegaskan Kewenangan MK itu Menghitung Selisih Suara

Terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda mengatakan, bahwa peluang partainya bergabung dengan Partai Nasdem hanyalah pandangan dari seorang kader. Diketahui, wacana tersebut sebelumnya dilontarkan oleh Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.

“Itu kan pandangan-pandangan pribadi kader pengurus gitu, karena secara organisasi sampai hari ini Ketua Umum belum pernah memerintahkan apa pun. Belum pernah ada (komunikasi dengan Partai Nasdem) dan tidak pernah ada rapat yang terkait dengan koalisi,” ujar Huda.

PKB pun sudah meneken kerja sama yang diresmikan lewat piagam deklarasi dengan Partai Gerindra pada Agustus 2022. Hingga saat ini, kedua partai solid dan berkomitmen melanjutkan kerja sama politik tersebut hingga Pilpres 2024.

 

“Secara kelembagaan kita tetap komit terkait dengan piagam kerja sama yang sudah ditandatangani ini,” ujar ketua Komisi X DPR itu.

 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi