Jumat, 26/04/2024 - 06:46 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Hindari Penculikan, Ajari Anak Hal-hal Ini

ADVERTISEMENTS

Kejahatan penculikan anak terjadi belakangan ini.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA–Berita penculikan anak bernama Malika alias MA di Gunung Sahari, Jakarta Pusat, membuat para orang tua khawatir bila anandanya menjadi korban penculikan. Lalu bagaimana caranya agar anak terhindar dari penculikan?

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Psikolog anak, Ine Indriani mengakui kejahatan terhadap anak saat ini memang semakin marak. Hal ini bisa terjadi di lingkungan sekitar bahkan di dalam rumah sekalipun. Karena itu, diperlukan penanganan dan penjagaan yang lebih ekstra.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

1. Ajari anak menolak

ADVERTISEMENTS

Ine mengatakan bila anak sudah bisa diajak bicara, berarti anak sudah bisa diberi tahu agar menolak bila diajak orang yang tak dikenal.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

“Kalaupun pergi, harus memberi tahu ayah bundanya. Jadi, memang benar-benar ekstra pengawasannya,” ujarnya kepada Republika beberapa waktu lalu.

2. Ajari anak untuk mengenali bentuk kejahatan

Ine menyarankan untuk memberi tahu anak, bila ada yang mencurigakannya agar ia langsung lari.

“Kalau ada orang yang memberi makanan apa pun itu tidak boleh, kalau ada yang memberikan makanan yang kamu suka, kamu ingin sekali, bilang ke Mama, Mama akan dibelikan,” ujar Ine memberikan contoh.

Berita Lainnya:
Pernah Juara Beauty Pageant? Bisa Dapat Beasiswa Kuliah dari Cyber University

Cara ini, menurut Ine, lebih baik dilakukan guna menghindari kejahatan yang akan menimpa anak.

3. Awasi anak saat bermain

Menurut Ine, anak di bawah usia empat tahun atau balita di bawah enam tahun masih perlu diawasi ketika main di luar. Batasi, misalnya, di lingkungan blok saja. Kecuali sudah tahu kondisi lingkungannya.

Saat sudah lebih besar lagi, anak sudah bisa diberi tahu bahwa ia hanya boleh bermain di rumah atau di sekitar kompleks. Bagi mereka yang tinggal di tepi jalan besar, Ine mengingatkan agar orang tua lebih meningkatkan kewaspadaan.

4. Kenali kondisi lingkungan

Mengingat setiap lingkungan berbeda-beda, orang tua harus tahu kondisi lingkungannya seperti apa. Selain mengenali lingkungan, kenali pula karakteristik orang-orangnya. Walaupun lingkungannya tidak dikenal, lebih baik kenali dulu karakteristiknya.

5. Edukasi anak tentang batasan tubuh

Ine mengungkapkan sebenarnya yang harus disiapkan adalah edukasi dan pengetahuan anak. Ajarkan anak mengenai batasan tubuh mana yang boleh dipegang atau body boundaries.

Berita Lainnya:
Manfaatkan Momentum Ramadhan, UKM Taekwondo UNM Berbagi Takjil untuk Masyarakat

Ajarkan pada anak, tidak boleh ada yang pegang bagian tubuhnya dari ujung bahu sampai lutut, kecuali mama papa, atau pengasuh yang membantu membersihkan alat vital ketika BAB atau BAK.

Ketika ada yang pegang, ajarkan anak memberi tahu orang tuanya.”Gunakan bahasa yang bisa dipahami anak, tidak usah ajarkan anak apa itu kejahatan seksual, beri tahu saja ini daerah pribadi kita yang harus kita jaga, tidak boleh ada yang pegang, kecuali seperti pelukan atau apa yang dilakukan oleh orang tua,” tambahnya.

Untuk mencegah terjadinya pelecehan, Ine menyarankan agar anak naik kendaraan umum atau jalan kaki dibandingkan ojek. Ketika naik ojek sekalipun, berikan anak keterampilan untuk naik dan turun sendiri tanpa bantuan. “Ini untuk mencegah,” ujarnya.

Selain edukasi untuk anak, berikan juga edukasi kepada pembantu atau ART, supir, dan ojek langganan. Beri tahu mereka batasan bagian tubuh anak yang tak boleh disentuh. “Jika mereka malah marah, kita justru jadi bisa menyortir ART atau tukang ojek yang seperti apa, kalau tidak sesuai ganti saja,” ujarnya

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi