Jumat, 19/04/2024 - 10:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Subvarian Omicron BA.5.2 dan BF.7 Dominasi Lonjakan Infeksi Covid di China

ADVERTISEMENTS

Kedua subvarian itu menyumbang 97,5 persen dari semua infeksi lokal.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Rabu (4/1/2023) mengatakan, wabah Covid-19 yang kini tengah menjalar kembali di China didominasi subvarian Omicron BA.5.2 dan BF.7. Kedua subvarian itu menyumbang 97,5 persen dari semua infeksi lokal.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

WHO mengungkapkan, data tersebut didasarkan pada analisis lebih dari 2.000 genom oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China. Menurut WHO, data itu pun sejalan dengan genom para pelancong dari China yang diserahkan ke database global oleh negara lain. Tidak ada varian baru atau mutasi signifikan yang diketahui atau dicatat dalam data sekuens yang tersedia untuk umum.

ADVERTISEMENTS

Data tersebut berasal dari pengarahan oleh para ilmuwan terkemuka China kepada kelompok penasihat teknis WHO pada Selasa (3/1/2023). Hal itu karena meningkatnya kekhawatiran tentang penyebaran Covid-19 yang cepat di Negeri Tirai Bambu. WHO telah meminta para ilmuwan untuk menyajikan data terperinci tentang pengurutan virus, untuk mendapatkan kejelasan yang lebih baik tentang rawat inap, kematian, dan vaksinasi.

Berita Lainnya:
Dubes Iran: Jokowi dan Menlu Retno Pahlawan Pembela Palestina

Pada 7 Desember lalu, Cina melonggarkan kebijakan nol-Covid yang telah menempatkan ratusan juta warganya di bawah penguncian atau lockdown. Namun sejak saat itu, penyebaran Covid-19 di sana kembali melonjak. Sistem dan fasilitas kesehatan di sejumlah wilayah di China harus bergulat lagi dengan gelombang pasien, terutama lansia. Namun tak diketahui pasti seberapa besar penularan yang terjadi. Hal itu karena China memutuskan menyetop penerbitan data harian tentang infeksi Covid-19.

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Minimnya data tersebut membuat puluhan negara, termasuk di Eropa dan Amerika, memutuskan melakukan pengujian Covid-19 terhadap para pelancong asal China. Beijing telah mengkritik keras tindakan tersebut. “Sejumlah negara telah mengambil pembatasan masuk yang hanya menargetkan pelancong China. Ini tidak memiliki dasar ilmiah dan beberapa praktik tidak dapat diterima,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Mao Ning, dalam pengarahan pers, Selasa (3/1/2023).

Berita Lainnya:
Cerita Horor di Crocus City Hall

Dia menyatakan China siap mengambil langkah balasan terhadap negara-negara yang menerapkan pengaturan pengujian tersebut. “Kami dengan tegas menolak menggunakan tindakan Covid untuk tujuan politik dan akan mengambil tindakan yang sesuai untuk menanggapi berbagai situasi berdasarkan prinsip timbal balik,” ucapnya.

Mao mengatakan, saat ini posisi China masih sama, yakni siap menjalin kerja sama dengan komunitas internasional untuk mengatasi pandemi Covid-19. “Sejak Covid-19 merebak, China secara aktif berpartisipasi dalam kerja sama internasional melawan pandemi dan segera bergabung dalam respons internasional terhadap tantangan Covid-19,” ujarnya.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi