Jumat, 19/04/2024 - 04:02 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

OTOMOTIF
OTOMOTIF

Harga Mobil Listrik tak Terjangkau, CEO Stellantis Ingatkan Potensi Pabrik Tutup

ADVERTISEMENTS

Stellantis menghentikan operasi pabrik perakitan mereka karena biaya produksi tinggi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Chief Executive Officer Stellantis Carlos Tavares mengingatkan bahwa banyak pabrik mobil berpotensi tutup apabila pasar otomotif mengalami penyusutan akibat harga mobil listrik (EV) yang tinggi. Komentar tersebut muncul karena kurangnya keterjangkauan kendaraan listrik yang membayangi pasar Amerika Serikat (AS) di saat produsen kendaraan listrik ternama menaikkan harga di tengah inflasi tinggi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Produsen mobil akan berisiko kehilangan kekuatan harga saat pemulihan pasokan chip,” kata Tavares pada pameran CES di Las Vegas, dikutip dari Reuters, Jumat (6/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Penggunaan SPKLU di Jakarta Meningkat Selama Libur Lebaran

Sebuah survei oleh perusahaan konsultan Deloitte menunjukkan bahwa lebih banyak konsumen di Amerika Serikat ingin membeli kendaraan listrik tapi terkendala dengan kekhawatiran kenaikan harga.

“Hampir 7 dari 10 calon pembeli EV di Amerika Serikat berharap membeli kendaraan kurang dari 50 ribu dolar (sekitar Rp 781 juta),” kata survei yang dilakukan antara September dan Oktober 2022 itu.

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Bulan lalu, Stellantis memutuskan untuk menghentikan operasi pabrik perakitan mereka di Belvidere, Illinois, sampai waktu yang belum ditentukan, karena alasan biaya produksi yang tinggi.

Berita Lainnya:
Jelang Mudik Lebaran, Hutama Karya Siapkan 6 SPKLU di Tol Terpeka

“Tindakan serupa akan terjadi di mana-mana selama kita melihat tingginya inflasi biaya variabel. Industri otomotif harus menyerap biaya 40 persen lebih tinggi untuk kendaraan listrik,” ujar Tavares.

Ia menambahkan, perusahaan telah menandai bahwa peningkatan biaya terkait elektrifikasi pasar otomotif sebagai tantangan paling berdampak yang mempengaruhi industri otomotif.

“Jika pasar menyusut, kami tidak membutuhkan banyak pabrik. Beberapa keputusan yang tidak biasa harus dibuat,” katanya.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi