Sabtu, 20/04/2024 - 04:40 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Tasya Kamila Melahirkan dengan Metode ERACS, Apa Bedanya dengan Operasi Caesar Biasa?

ADVERTISEMENTS

Persalinan dengan metode ERACS bukan sesuatu yang benar-benar baru.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Melahirkan dengan metode Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS) menjadi perbincangan warganet setelah artis Tasya Kamila menjalaninya dalam persalinan anak keduanya pada Ahad (1/1/2023) lalu. Seperti apa sebenarnya metode ERACS itu?

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Zeissa Rectifa Wismayanti mengungkapkan sudah cukup banyak ibu yang menjalani persalinan dengan metode ERACS. Ini bukan panduan yang benar-benar baru.

ADVERTISEMENTS

“Sudah diperkenalkan di Inggris sekitar 2013,” ujar dr Zeissa kepada Republika.co.id, Kamis (5/1/2023).

Dr Zeissa menjelaskan ERACS adalah panduan umum langkah-langkah yang dilakukan untuk pemulihan setelah bedah caesar yang lebih cepat. Prosedurnya meliputi komponen sebelum operasi, saat operasi, dan pascaoperasi.

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Komponen pra operasi meliputi edukasi dan persiapan ibu. Optimalisasi kondisi ibu hamil termasuk di dalamnya, mulai dari pengecekan kondisi haemoglobin, mengurangi lama puasa sebelum operasi, persiapan menyusui, hingga penggunaan obat lambung sebelum operasi.

Berita Lainnya:
WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3.500 Orang Meninggal Setiap Hari

Sementara itu, komponen selama operasi meliputi penjagaan terhadap suhu yang optimal untuk pasien, pemberian antibiotika untuk mencegah infeksi, dan pemberian cairan infus. Teknik operasi dan pembiusan, pencegahan mual muntah, dan inisiasi menyusu dini (IMD) juga termasuk di dalamnya.

Komponen pasca operasi meliputi mobilisasi dini, penggunaan antinyeri, makan dua jam setelah operasi, melepas kateter lebih awal, konseling laktasi, dan kolaborasi dengan perawatan bayi. Menurut dr Zeissa, metode ini berbeda dengan metode caesar yang biasa.

“Perbedaannya ada pada beberapa komponen-komponen pra, intra, dan pascaoperasi,” jelas dokter yang praktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya ini.

Sebelum melahirkan, calon ibu harus berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis anestesi, serta dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Ini penting untuk memastikan kondisi ibu hamil memungkinkan atau tidak untuk menjalani bedah caesar menggunakan metode ERACS.

Berita Lainnya:
Komunitas Perempuan Marginal Dapat Tes HPV Gratis Cegah Kanker Serviks

Dengan metode ERACS, pasien akan menjalani puasa sebelum operasi dengan durasi yang lebih singkat dibandingkan dengan puasa sebelum operasi caesar konvensional. Puasanya terdiri dari beberapa bagian, yaitu sampai dengan delapan jam sebelum operasi boleh bebas makan, sampai dengan enam jam sebelum operasi boleh mengonsumsi makanan ringan seperti roti dan biskuit.

Lalu, ketika puasa sampai dengan dua jam sebelum operasi, pasien masih boleh minum. Akan tetapi, minumannya harus yang tanpa ampas (clear fluid), seperti teh manis hangat, sirup, air putih, atau jus tanpa serat.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi