Sabtu, 20/04/2024 - 00:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Ukraina dan AS Tolak Gencatan Senjata Vladimir Putin

ADVERTISEMENTS

Putin mengumumkan gencatan senjata selama 36 jam menghormati kristen ortodoks Rusia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 KIEV — Pemerintah Ukraina, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Jerman, menolak penerapan gencatan senjata selama 36 jam yang telah dideklarasikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Penangguhan pertempuran oleh Putin bertujuan menghormati perayaan Natal kaum Kristen Ortodoks di Rusia dan Ukraina yang dilakukan setiap 6-7 Januari.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Penasihat senior Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak, mengatakan, Rusia harus meninggalkan wilayah Ukraina yang diduduki jika menghendaki adanya gencatan senjata sementara. “Simpan kemunafikan untuk diri Anda sendiri,” tulis Podolyak di akun Twitter resminya menanggapi pengumuman gencatan senjata oleh Putin, Kamis (5/1/2023).

ADVERTISEMENTS

Dalam pernyataan terpisah, Podolyak berpendapat, gencatan senjata yang diumumkan Putin hanya propaganda, tidak lebih. “Rusia berusaha mencari cara untuk menurunkan intensitas pertempuran serta intensitas serangan di pusat logistiknya guna memperkuat dan berpadu kembali,” ucapnya.

Berita Lainnya:
WNI di Sydney Diimbau Waspada Menyusul Insiden Penikaman

Pendapat hampir serupa turut diutarakan Presiden AS Joe Biden. Dia menilai, gencatan senjata selama 36 jam yang diumumkan Putin dalam rangka perayaan Natal Kristen Ortodoks hanya dalih untuk membuka ruang bernapas dalam pertempuran. “Saya pikir dia (Putin) sedang berusaha mencari oksigen,” katanya.

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Terkait gencatan senjata, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengungkapkan, jika Putin memang sungguh-sungguh menginginkan perdamaian, dia pasti akan menarik pasukannya dari Ukraina. “Apa yang disebut gencatan senjata tidak membawa kebebasan atau keamanan bagi orang-orang yang hidup dalam ketakutan sehari-hari di bawah pendudukan Rusia,” tulis Baerbock lewat akun Twitter-nya.

Putin telah memerintahkan penerapan gencatan senjata selama 36 jam di Ukraina terhitung sejak Jumat (6/1/2023) pukul 12.00 waktu setempat. Putin mengabulkan permintaan kepala Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill yang memandang perlu adanya penangguhan sementara pertempuran dalam rangka perayaan Natal Kristen Ortodoks.

Berita Lainnya:
PM Irlandia: Sita Aset Rusia Tanpa Proses Hukum Bukan Hal Baik

“Dengan mempertimbangkan seruan Yang Mulia Patriark Kirill, saya menginstruksikan Menteri Pertahanan Federasi Rusia untuk memperkenalkan rezim gencatan senjata di sepanjang garis kontak para pihak di Ukraina dari pukul 12.00 pada 6 Januari 2023 hingga pukul 24.00 pada 7 Januari 2023,” kata Putin dalam perintahnya, Kamis lalu.

Banyak penganut Kristen Ortodoks, baik yang tinggal di Rusia maupun Ukraina, merayakan Natal pada 6-7 Januari. “Berdasarkan fakta bahwa sejumlah besar warga yang menganut Ortodoksi tinggal di wilayah permusuhan, kami meminta pihak Ukraina untuk mengumumkan gencatan senjata dan mengizinkan mereka menghadiri kebaktian pada Malam Natal, serta pada Hari Natal,” kata Putin. 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi