Jumat, 26/04/2024 - 04:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Pengamat: Pencabutan PPKM jadi Modal Bank Hadapi Ancaman Resesi

ADVERTISEMENTS

Penyaluran kredit perbankan sangat diharapkan dapat tumbuh mencapai dua digit.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Pengamat Perbankan Paul Sutaryono menilai pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadi bonus bagi para pelaku bisnis, termasuk industri perbankan, dalam menghadapi potensi resesi global di tahun 2023.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Sebagaimana diketahui, pemerintah sudah resmi mencabut PPKM pada akhir tahun 2022.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Pencabutan PPKM membuat industri perbankan untuk semakin berani dalam menjalankan bisnis,” ujar Paul kepada Antara di Jakarta, Senin (9/1/2023).

ADVERTISEMENTS

Dengan pencabutan PPKM, operasional bisnis perbankan bisa dilakukan dengan lebih leluasa karena sudah tidak adanya pembatasan. Kendati begitu, ia mengingatkan agar bank harus tetap waspada dalam menghadapi tahun 2023 yang diprediksi sarat dengan ketidakpastian serta adanya ancaman resesi global.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Pakar Industri Plastik Pastikan Kemasan Produk AMDK Aman

 

Oleh karenanya, perbankan diharapkan tetap wajib meningkatkan kewaspadaan dengan berhati-hati dalam menyalurkan kredit atau lebih selektif, walaupun terdapat optimisme pertumbuhan kredit pada tahun ini.

“Penyaluran kredit perbankan sangat diharapkan masih dapat tumbuh mencapai dua digit pada 2023, dimana per November 2022 mampu tumbuh 11,16 persen dibanding periode sama tahun lalu (yoy),” tuturnya.

Berita Lainnya:
Bank Aceh Layani Penukaran Uang Menjelang Idul Fitri 1445 H

Selain itu, kata Paul, bank juga wajib menggenjot kredit ke sektor-sektor yang mampu menyerap banyak tenaga kerja, seperti sektor manufaktur, pertanian, perikanan, pertambangan, listrik, transportasi, konstruksi, penyediaan akomodasi, serta penyediaan makan dan minum.

Dengan penyaluran kredit ke sektor-sektor dimaksud, bank dapat membantu pemerintah dalam menekan tingkat pengangguran terbuka. Di sisi lain, bank juga wajib menaikkan tingkat efisiensi. Hal ini sebagai salah satu jurus dalam memenangkan persaingan perbankan yang semakin sengit belakangan ini.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi