Rabu, 24/04/2024 - 18:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Membunuh untuk Jual Ginjal Korban Nggak Masuk di Akal, Ini Alasannya Menurut Dokter

ADVERTISEMENTS

Seorang anak di Makassar menjadi korban pembunuhan untuk diambil ginjalnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Kasus pembunuhan anak untuk dijual ginjalnya yang dilakukan dua remaja di Makassar, Sulawesi Selatan menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk kalangan dokter. Ketua Tim Transplantasi Ginjal Siloam Hospitals Asri, Prof Dr dr Endang Susalit SpPD KGEH mengatakan menjual organ tubuh termasuk ginjal dengan membunuh orang lain tidak masuk di akal.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Sangat jauh dari proses yang seharusnya bisa dijalani,” ujar Prof Endang dalam konferensi pers Launching Transplantasi Ginjal Siloam Hospitals Asri, Jakarta, Kamis (12/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Sementara itu, Ketua Asri Urology Center (AUC), Dr dr Nur Rasyid SpU (K) mengaku sedih mendengar berita mengenai berita penculikan dan pembunuhan demi menjual organ tubuh korban. Menurutnya, hal ini terjadi lantaran tingkat kemampuan membaca masyarakat sangat jelek. Mereka melihat internet mengenai donasi ginjal kemudian mencari organ dengan jalan pintas, yaitu membunuh orang.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Orang yang Sering Begadang Cenderung Terbiasa Hidup tak Sehat

“Untuk menyumbangkan ginjal agar bisa dipakai hanya bisa satu dipastikan cocok dulu. Tidak bisa langsung dipakai. Bisa saja ditolak, bisa membuat meninggal yang menerimanya,” jelas dr Nur.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Dr Nur juga mengatakan tidak ada rumah sakit yang menerima ginjal tidak jelas asalnya. Organ seperti itu tidak akan dipakai.

“Itu hanya ada di film,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurut dr Nur, masyarakat harus dididik. Sekalipun ginjal yang dijual cocok dengan pasien, maka proses pengambilan organ harus dikerjakan oleh ahlinya. Itu dilakukan di rumah sakit, tidak bisa di sembarang tempat.

Berita Lainnya:
Ciri Utama Stunting Dapat Terjadi Sejak Awal Masa Kandungan

Untuk mencegah agar tidak terjadi hal seperti itu, menurut dr Nur, pendidikan dan kemampuan membaca yang benar harus diperbaiki. Tata cara donor organ sudah diatur oleh Komite Tranplantasi Nasional (KTN).

Mereka yang berhak meregirstrasi atau mendaftar siapa saja yang bisa mendonor. Ketika ada yang mendaftar menjadi pendonor, maka harus dilakukan pemeriksaan. Salah satunya pemeriksaan golongan darah.

“Sayang KTN belum berfungsi 100 persen, baru membuat aturan. Tinggal bagaimana menjadi organisasi profesional. Maka sebagai ganti KTN beban di rumah sakit untuk membuat tim advokasi yang baik,” ujar dr Nur.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi