Jumat, 19/04/2024 - 02:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Di AS, Anak Obesitas Kini Boleh Minum Obat dan Jalani Operasi

ADVERTISEMENTS

Menurut pedoman terbaru, anak obesitas harus diobati sejak dini dan secara agresif.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Di Amerika Serikat, anak-anak yang berjuang melawan obesitas kini harus dievaluasi dan diobati sejak dini dan secara agresif. Itu artinya, anak obesitas mulai usia 12 tahun bisa mendapatkan obat-obatan dan mereka yang berusia 13 tahun sudah boleh dioperasi sebagai pelengkap upaya diet intensif, olahraga, dan intervensi perilaku dan gaya hidup lainnya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Cara penanganan obesitas pada anak tersebut diatur dalam pedoman terbaru yang dirilis oleh American Academy of Pediatrics (AAP) pada Senin (9/1/2023). AAP mengingatkan bahwa pendekatan selama ini yang menunggu anak bertumbuh sambil mengamati kemungkinannya berhasil melawan obesitas cuma memperparah masalah.

ADVERTISEMENTS

Yang terjadi selama ini, anak obesitas akan terus mengalami pertambahan berat badan hingga akhirnya menjadi dewasa yang obesitas. Padahal, kalau tidak ditangani sejak dini, obesitas bisa membuat anak berisiko kena tekanan darah tinggi, diabetes, hingga depresi.

Dilansir AP, secara umum, pedoman terbaru mengizinkan dokter untuk memberikan obat yang tepat kepada anak berusia 12 tahun ke atas. Sementara itu, anak berusia 13 tahun ke atas dengan rujukan obesitas parah dapat menjalani operasi penurunan berat badan.

Berita Lainnya:
Apakah Kurma Punya Manfaat Spesifik Buat Pria?

Tentunya, saran yang diberikan dokter akan bervariasi sesuai dengan kondisi anak. Dr Sandra Hassink, direktur medis untuk AAP Institute for Healthy Childhood Weight, sekaligus salah satu penulis pedoman tersebut, mengatakan bahwa pedoman itu bertujuan untuk mengatur ulang pandangan yang tidak akurat tentang obesitas sebagai “masalah pribadi, mungkin sebuah kegagalan dari ketekunan seseorang”.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Ini tidak berbeda dengan Anda menderita asma dan sekarang kami memiliki inhaler untuk Anda,” kata dr Hassink.

Generasi muda yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang memenuhi atau melebihi bagian perseratus atau persentil ke-95 untuk anak-anak dengan usia dan jenis kelamin yang sama dianggap obesitas. Anak-anak yang mencapai atau melebihi level tersebut sebesar 120 persen dianggap mengalami obesitas parah.

Indeks massa tubuh adalah ukuran dari ukuran tubuh berdasarkan perhitungan tinggi dan berat badan. Co-director of the Center for Pediatric Obesity Medicine di University of Minnesota, Aaron Kelly. Kelly mengatakan pedoman baru tersebut mempertimbangkan bahwa obesitas adalah masalah biologis dan kondisinya adalah penyakit kronis yang kompleks.

“Obesitas bukanlah masalah gaya hidup. Ini bukan penyakit gaya hidup karena sebagian besar muncul dari faktor biologis,” kata dr Kelly.

Berita Lainnya:
Merokok Tinggalkan 'Bekas Luka' pada Sistem Kekebalan Tubuh

Pedoman tersebut muncul saat perawatan obat baru untuk obesitas pada anak-anak telah muncul, termasuk persetujuan yang didapat Wegovy pada akhir bulan lalu. Wegovy diberikan dalam dosis suntikan mingguan untuk digunakan pada anak usia 12 tahun ke atas. Dosis obat yang berbeda, yang disebut semaglutide, juga digunakan dengan nama berbeda untuk mengobati diabetes.

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di New England Journal of Medicine menemukan Wegovy, dibuat oleh Novo Nordisk, membantu remaja mengurangi indeks massa tubuh mereka rata-rata sekitar 16 persen. Hasil tersebut lebih baik daripada hasil pada orang dewasa.

Dalam beberapa hari setelah otorisasi pada 23 Desember, dokter anak Claudia Fox telah meresepkan obat tersebut untuk salah satu pasiennya, seorang anak perempuan berusia 12 tahun. Ia menjelaskan obat itu menawarkan peluang bagi pasien untuk memiliki indeks massa tubuh yang hampir normal.

“Ini seperti level peningkatan yang sangat berbeda,” ujar dr Fox yang juga spesialis manajemen berat badan di University of Minnesota.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi