Rabu, 24/04/2024 - 18:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

Malaysia Desak produsen Sawit Solid Setelah Aturan UE

ADVERTISEMENTS

Malaysia mengajak Indonesia bekerja sama melawan tuduhan tak berdasar dari UE.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 KUALA LUMPUR — Malaysia pada Kamis meminta negara-negara penghasil minyak sawit untuk memperkuat kerja sama menyusul undang-undang baru Uni Eropa (UE) yang bertujuan mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis minyak sawit.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

UE adalah importir utama minyak sawit tetapi permintaan diperkirakan akan turun secara signifikan dalam 10 tahun ke depan. Hal tersebut menyusul arahan energi terbarukan untuk menghapuskan bahan bakar transportasi berbasis sawit pada 2030 karena dianggap tersangkut isu deforestasi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
BRIN: Minyak Sawit Paling Memungkinkan Diolah Jadi Energi

UE bulan lalu menyepakati undang-undang baru yang mencegah penjualan komoditas yang terkait dengan deforestasi di blok 27 negara. Kesepakatan itu menimbulkan protes dari produsen utama minyak sawit, Indonesia dan Malaysia.

ADVERTISEMENTS

Menteri Komoditas Malaysia Fadillah Yusof mendesak Dewan Negara-negara Penghasil Minyak Kelapa Sawit (CPOPC) – yang dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia untuk bekerja sama melawan peraturan baru dan untuk memerangi tuduhan tak berdasar yang dibuat oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat tentang keberlanjutan minyak yang dapat dimakan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Indonesia Dorong Inovasi Digital di Asia-Pasifik

“Ini berarti bahwa kita harus lebih terkoordinasi dalam upaya kita dalam menyampaikan pendirian dan pendirian kita tentang masalah kebijakan yang akan mempengaruhi kesejahteraan sosial ekonomi negara kita masing-masing,” kata Fadillah, yang juga Wakil Perdana Menteri, dalam sebuah seminar.

CPOPC sebelumnya menuduh UE secara tidak adil menargetkan minyak sawit dan menciptakan hambatan perdagangan.

Presiden Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pekan ini juga sepakat untuk “memerangi diskriminasi terhadap sawit” dan memperkuat kerja sama melalui CPOPC.

 

sumber : ANTARA

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi