Rabu, 24/04/2024 - 15:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Kombinasi Perlambatan Inflasi AS dan Indonesia Punya Potensi Ini

ADVERTISEMENTS

Kombinasi penurunan inflasi AS dan Indonesia berpotensi menurunkan suku bunga BI.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip mengatakan, tekanan inflasi di Indonesia saat ini mulai berkurang. Sama halnya juga inflasi Amerika Serikat (AS) yang juga tercatat terus melanjutkan penurunan inflasi Desember 2022.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Kombinasi penurunan inflasi AS dan Indonesia ini juga akan berpotensi menurunkan suku bunga acuan Bank Indonesia pada kuartal III 2023,” kata Sunarsip kepada Republika, Sabtu (14/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Di sisi lain, meskipun inflasi AS menunjukan perlambatan, Sunarsip mengatakan suku bunga The Fed diperkirakan masih tetap tinggi. Khususnya suku bunga The Fed sepanjang tahun ini.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
AP II Proyeksikan Puncak Arus Mudik Esok, Penumpang Bisa Capai 317 Ribu 

Sunarsip menuturan, suku bunga The Fed diproyeksikan masih akan tinggi untuk mengarahkan inflasi menuju ke level terendah. Untuk itu, Sunarsip memperkirakan hingga pertengahan 2023, suku bunga acuan The Fed masih akan berada di level lima hingga enam persen.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Namun, kanjut dia, seiring dengan tren inflasi AS yang menurun menjelang akhir 2022, suku bunga acuan The Fed diperkirakan akan mulai mengalami penurunan pada kuartal III 2023. “Kondisi ini akan positif bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia,” ucap Sunarsip.

Berita Lainnya:
Eskalasi Konflik di Timur Tengah Akan Berdampak ke Komoditas Pangan

Sebelumnya, inflasi AS pada Desember 2022 dilaporkan terus mengalami penurunan meskipun tidak signifikan dibandingkan November 2022. Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (12/1/2022) mengumumkan indeks harga konsumen utama berada di level 6,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Angka tersebut lebih rendah 0,1 persen dibandingkan November 2022 yang sebesar 7,1 persen. Indeks harga konsumen AS tersebut turun pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun karena harga bensin dan barang lainnya turun. Data tersebut menunjukkan bahwa inflasi sedang dalam tren penurunan yang berkelanjutan.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi