Jumat, 19/04/2024 - 11:42 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Dokter Anak tak Sarankan Balita Mainkan Lato-Lato

ADVERTISEMENTS

Kemampuan motorik yang belum baik bisa membuat si balita cidera saat main lato-lato.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak dr D Bernie Endyarni Medise, Sp A(K), MPH tak menyarankan lato-lato dimainkan anak usia di bawah lima tahun (balita) karena kemampuan motoriknya belum baik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Kemampuan motoriknya belum baik sehingga dia akan mudah untuk menyebabkan dirinya kena bola, menyebabkan lebam-lebam, karena saking kencang dan terlepas (bola),” ujar Ketua Bidang 3 Pengurus Pusat IDAI itu kepada awak media secara daring, Ahad (15/1/2023).

ADVERTISEMENTS

Menurut Bernie, orangtua harus mempertimbangkan sejumlah hal sebelum membolehkan anak memainkan lato-lato yang juga dikenal sebagai clackers ball itu. Salah satunya apakah kemampuan motorik halus mereka sudah mumpuni. Kemampuan motorik halus melingkupi keterampilan fisik melibatkan gerakan yang menuntut koordinasi mata dan tangan.

Berita Lainnya:
Mengapa Kelompok Usia Muda Makin Banyak yang Kena Kanker Usus Besar?

Permainan lato-lato, sambung Bernie, sebenarnya juga dapat melatih daerah tangan, dari lengan sampai jari-jari dan melatih tangan bergerak. Permainan yang pernah populer pada 1960 hingga 1970-an itu juga melatih ketepatan yakni bagaimana seorang anak bisa memperkirakan bola ini bisa bertemu, konsentrasi, dan keseimbangan.

Selain kemampuan, pertimbangan lain membolehkan anak-anak memainkan lato-lato yakni saat mereka sudah paham kala mendapatkan edukasi. Khususnya cara bermain dengan aman dan bahayanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Bernie menuturkan, anak usia sekolah dan remaja termasuk yang dibolehkan memainkannya. Sebab mereka tahu bahayanya dan memiliki kemampuan untuk mengontrol yakni motor halus dan kasar. Mereka juga mengerti apa yang disampaikan orangtua tentang bahaya dan bagaimana cara bermain yang benar.

Berita Lainnya:
Cegah Osteoporosis, Konsumsi Makanan Tinggi Kalsium Sedari Muda

“Pada usia sekolah atau usia remaja tentunya boleh tetapi ada pendampingan orangtua. Jadi anak mengerti. Atau kalau belum terampil jangan terlalu kencang dulu nanti bisa mencederai diri sendiri,” kata Bernie.

Di sisi lain, orangtua perlu tetap melakukan pendampingan serta memilih bahan lato-lato agar tak membahayakan anak. Semisal bukan dari bahan mudah pecah seperti di masa lalu. Bernie mengatakan, jika semakin cepat dan kuat kedua bola berbahan mudah pecah dibenturkan, maka akan menyebabkan menyebabkan luka.

“Dulu dibuat dari kaca, kemudian diganti dengan bahan yang lebih aman. Kalau bahannya aman itu tidak apa-apa. Bagaimana bisa menyebabkan lebam? Kalau mengenai tubuh anak itu akan mudah lebam,” demikian kata dia.

 

sumber : ANTARA

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi